Friday, November 2, 2012

Di Sudut Kota


Hampir dini hari tapi kita masih belum terpejam, sengaja menghirup angin malam sambil memperhatikan beragam aktivitas di pusat kota ini, penjual wedang ronde, es potong, mainan anak, semua memenuhi pandangan mata, ada rasa aneh yang tiba-tiba mampir ketika kita duduk berdekatan, membicarakan aktivitas seharian, membicarakan orang-orang terdekat, berdiskusi tentang ini dan itu, rasanya aku tak perlu melakukannya sambil menatapmu, cukup mendengarkan suaramu saja, itu sudah membuatku tersihir.

Jarang sekali aku bisa serius, biasanya aku menanggapi semua hal dengan bercanda ataupun berucap manja, malam ini aku memintamu untuk menemaniku tanpa mengucap dengan rengekan manja tapi lebih seperti permintaan orang dewasa.

Saturday, September 1, 2012

Apa kabar?


Lama kita tak bertemu, berganti musim, berpindah tempat...

Pertemuan kita selalu singkat, karena kamu selalu datang ketika matahari tepat di atas kepalamu, tidak sekalipun kamu datang kala sinar matahari sehasta bahuku, lalu kamu pulang, bila malam sudah terlalu pekat, aku hapal ritme itu, tidakkah ingin kamu tinggal lebih lama? Menyaksikan fajar berdua, mengulum malam dengan tubuh yang melekat?

Aku masih hapal senyummu, senyum ketika kuhardik karena kudapati kamu merokok di depanku, batang-batang rokok yang selalu kusembunyikan hingga akhirnya kamu menyerah mematikan ujung pilinan tembakau itu dengan paksa, sudah kukatakan berulang kali, bagaimana bibir kita akan berpagut jika kudapati bau nikotin menyengat dari mulutmu, atau ajari saja aku sekalian menjadi perokok, biar kita sama-sama saling menghisap, saling membaui aroma yang sama keluar dari mulut kita. Kamu dengan cepat menggeleng... aku menyerah, aku mengalah, aku tidak merokok setidaknya didepanmu katamu.

Tuesday, August 7, 2012

Rama, Sinta dan Rahwana


Membaca ulang kisah klasik cerita ramayana, yang diambil dari kitab Mahabarata yang dikemas dan dituturkan secara apik juga indah oleh Sindhunata pada bukunya Anak Bajang Menggiring Angin, membuatku lebih banyak tahu dan belajar.

Siapa yang tidak mengenal Kisah cinta Rama – Sinta – Rahwana ini? Rama dan Sinta adalah icon untuk orang-orang yang berpasangan, tampan dan cantik, tutur kata dan tingkah lakunya baik, keduanya dari keluarga baik-baik, keduanya juga sama-sama keturunan ksatria, tetapi apakah mesti selalu begitukah konsep berpasangan?lalu bagaimana dengan kisah anak-anak Adam diawal-awal masa penciptannya Allah menyuruh untuk yang tampan berpasangan dengan yang jelek, Qabil yang tampan menikahi adiknya Labuda yang jelek, juga Iqlima yang cantik menikahi habil yang buruk rupa?


Mencari


Pernahkah kalian mencari, terus mencari tanpa pernah tau apa yang kalian cari.


Aku pernah...

Menggeret kakiku untuk terus melangkah menuju delapan arah mata angin, dengan binar mata yang redup, rambut kusut, sekujur tubuh bau panas matahari, sorot gelisah terus menggayut, ekpresi ketidak puasan, dan yang paling inti... melangkah tanpa tujuan.

Berlari dari satu tempat ke tempat lainnya... singgah pada beberapa kota, sejenak beban terlupa, tertawa terbahak, mengomentari banyak hal, pejalan kaki, supir bus, taman kota, perempuan-perempuan malam (aku masih ragu apakah mereka benar-benar perempuan), menjejali mulut dengan aneka rasa kuliner, menonton musik dangdut pinggiran, ke museum, dan banyak hal.

Lalu apakah selesai sampai disana...

Tidak...ketika pulang, yang kudapati adalah pencarian tanpa hasil, gelisah masih saja ada.

Entah kenapa... itu tak juga berujung.

Mungkin ini karena aku kangen kamu, sampai terbawa mimpi...  

Jadi ingat, beberapa malam lalu, aku bermimpi bertemu kamu, di suatu kota yang asing, kamu dengan kemeja kotak-kotak dan rambut kusut, pandanganmu kosong... aku menyongsongmu dengan haru, begitu sebaliknya, kita berpelukan... lalu bantal guling menjadi basah, ternyata tangisku nyata.

Sedemikiankah pencarianku akanmu??
Gelisahku reda...? tidak juga.

Sampai sekarang aku masih mencari, dimana perhentianku selanjutnya...

Wednesday, August 1, 2012

obrolan mereka


Matahari masih belum nampak dari ufuk timur, bulan masih siaga, ayam-ayam pun masih terlelap. Hening diiringi hembusan angin kemarau yang mulai kencang, lampu kamar masih redup, yang terdengar hanya suara detak dari jam tangan  analog.

Meja hias, kursi dan meja di depan televisi, lemari pakaian, karpet yang tergelar, semuanya mendengarkan dengan khidmat percakapan bantal, guling dan selimut yang berlangsung sejak tadi.
“bantal, coba kamu ceritakan apa istimewamu, ujar guling. Aku pernah menjadi tempat bersandarnya 2 kepala, 2 kepala itu selalu bercerita tentang hari yang mereka jalani, kejadian lucu hingga derai tawa yang manja, rambut yang bersatu, sering juga kudengar suara kecupan kecil di kepala. Aku senang pernah menjadi saksi untuk cerita mereka, lalu bagaimana denganmu guling?ujar bantal.

"Yang Terbaik" : pemahaman atas dua kepala


Hampir fajar...

“Aku gak ngerti, sama sekali gak ngerti dengan apa yang kurasain sekarang”, kataku memulai percakapan.

“ya sudah dinikmati saja, meskipun menjalani sesuatu tanpa tahu alasan itu aneh, jawabannya bisa jadi ada di belakang, percaya deh Allah itu  baik. meskipun gak selalu mendatangkan orang-orang yang menguntungkan, tapi itu bikin level kita naik, jadi obati hati kita segera ketika sakit, entah sakit hati, iri, dendam atau apapun.” Katamu... menjelaskan.

“Lihat di atas kamu, bulan separuh, fajar menjelang, kamu tidak takut kalo kecantikanmu kalah oleh cahaya bulan, karena kamu merengut gak jelas gitu?” Katamu... sambil memainkan anak rambutku. 

Tuesday, July 24, 2012

Pilihan


http://www.jefraskin.com/wp-content/uploads/2010/12/What-Do-The-Top-MLM-Leaders-Do-That-I-Should-Model-After.jpg


Undangan buka puasa di hari pertama datang dari seorang kawan baru, dia mengajakku buka puasa bareng di daerah Cikutra, tanpa ragu kujawab ya ajakannya, mengingat dia satu alamamater denganku, jam 3 sore dengan pakaian necis, kacamata hitam, parfum yang semerbak dan diantar mobil mewahnya dia datang menjemputku, sempat kaget aku dibuatnya karena setahun lalu ketika pertama kali mengenalnya, penampilannya sederhana, tapi justru kesederhanaannya itu yang membuatnya jauh lebih ganteng dari pada hari ini.

Jam 3 berangkat untuk agenda buka puasa bareng menurutku itu sudah melewati ambang waktu, karena jarak Cibiru-Cikutra hanya 13km-an, lalu akan kemana sisa waktu yang banyak itu?yang setahuku jarum jam waktu adzan magrib dari dulu hingga kini tak pernah bergeser menunjuk ke angka 4, selalu angka 6. 
  

Monday, July 9, 2012

siklus


Langit siang ini sangat gagah, mentari congkak sekali, mentereng menunjukkan wujud aslinya, tak ada tempat sembunyi untukku, rasanya seluruh tempat menjadi telanjang, akupun pasrah berjalan kaki dengan tidak mencari-cari peneduh, sebab percuma itu tidak menolong. 

Lalu tiba-tiba Guntur bersahut-sahutan, kaget aku dibuatnya, dan tanpa ba-bi-bu langit memuntahkan seluruh isinya, aku sampai tak mengerti, sedetik lalu aku masih mengelap peluh karena udara yang sangat panas, detik berikutnya aku sibuk mengusap butir-butir air hujan di pelipis.
Alam memang tak pernah pasti...

Sepeti kamu...yang tak pernah mampu bisa kutebak.

Kadaluarsa


Menemani langkahmu seperti menghadiahiku sebuah kehidupan baru, detak demi detak, waktu yang menganut sistem ketidakpastian pun nyatanya turut menghadiahiku luapan kegembiraan yang membuatku meloncat hampir menyentuh langit

Kamu… dengan sejuta makna kata “kamu”, hingga saat ini tak mampu kucerna, 4 huruf yang biasanya lugas mendefinisikan seseorang, tetapi semuanya tertahan ketika aku berucap “kamu”. Bukan, bukan karena kamu terlalu kacau untuk didefinisikan, tapi karena “kamu” mampu melesat menuju kerongkonganku, membuatku tercekat, hingga tak satu katapun keluar untuk ku mendefinisikan “kamu”.

Hanya dapat kuceritakan sebagian kecil tentang kamu, sosok yang menemaniku berjalan jauh, sangat jauh, kalau saja kamu ingat, kita pernah berjalan pada stepa yang sangat luas, dimana kita hanya terlihat sebagai titik yang bergerak jika dilihat dari atas, 2 titik yang berdampingan, saling menggenggam, rambut dikepala kita waktu itu telah bisa dijadikan wajan untuk membuat telor mata sapi, kalau saja kamu ingat, kita juga pernah menyusuri tepian sungai yang panjang, alirannya deras, membuatku berkali-kali terjatuh. Kalau saja kamu ingat, kita melawan hujan, yang memukul-mukul wajah kita di atas pasupati dengan terang dari lampu-lampu mobil. 

Semua terlalu istimewa untuk diceritakan hingga akhirnya, aku terantuk dan menyadari, masa memiliki kadar untuk berhenti... kusebut saja itu kadaluarsa.




Thursday, May 24, 2012

Cokelat


Aku lumer pada gigitan pertama, bagiku cokelat diperuntukkan untuk dikunyah bukan diemut, konsep mengunyah cokelat ini kudapatkan melalui beberapa percobaan, aku pernah mencoba mengemut cokelat, mengisapnya dan melumatnya, hasilnya adalah sebagian besar menempel pada dinding-dinding dan langit-langit mulutku, kuenyahkan cara itu, lalu aku mencoba menikmati cokelat dengan menggigitnya perlahan lalu kembali mengemutnya, masih saja tak kutemukan kepuasan, maka kali ini kuputuskan untuk mengunyahnya tanpa ampun, memberi mereka waktu 10 hingga 20 detik berada dalam mulutku, untuk selanjutnya mengalir deras melalui tenggorokan dan berhenti pada pencernaan.

Cokelat adalah istimewa, sebagian orang mengistimewakannya terlebih pada hari kasih sayang, cokelat tiba-tiba naik kelas, ketika hari pink itu datang, tapi buatku cokelat bukan hanya sekedar obat anti depresan, bukan pula sebagai alat untuk memperbaiki mood ataupun meningkatkan energi, mengurangi keriput, ataupun sebagai antioksidan penangkal radikal bebas penyebab kanker. 

Wednesday, May 23, 2012

Khayal


Kaki-kaki kita telanjang kala itu, menurutku kita dalam usia ganjil, tapi katamu kita dalam usia genap, debat kusir yang tak kunjung selesai, ganjil dan genap yang tak pernah ada titik temu. 

Tanpa alas kaki, aku mengendap-ngendap dibelakangmu, melewati pematang sawah, gedung bertingkat, suara anak-anak, lapangan bola, dan terakhir kita berhenti pada pohon manga dan suara klakson mobil truk pengangkut pasir.

Tepat jam 2 siang, biasanya aku akan berjingkat ke belakang pintu kamarmu, bercumbu mesra dengan aroma ruangan berukuran 2x3 meter itu, kertas-kertas coretan, jurnal-jurnal ilmiah bahkan majalah playboy. Aku hirup kuat-kuat aromamu yang tertinggal di belakang pintu, aroma yang tak harum, tapi entahlah aku menyukainya, bau keringat yang khas, lalu kamu dengan nakalnya memamerkan deretan gigi yang tak begitu rapi, menebarkan aroma khasmu lebih banyak, sehingga aku terperangkap di dalamnya hingga tak bisa lepas. Dengan satu hentakan saja, aku ada dalam pelukanmu, pelukan yang liar lalu tiba-tiba menghangat, waktu membalikkan semuanya, konsep liar dan lembut berada pada jeda waktu yang tak lama. 

Sunday, May 13, 2012

Jatinangor...kini


Berjalan menyusuri jatinangor kini, aku mendadak kehilangan rasa percaya diri, bangunan-bangunan megah, resto-resto baru, gemerlap lampu, jajanan-jajanan mahal, mobil-mobil keluaran terbaru yang di parkir di halaman kost-kostan, membuat kota kecil ini menjadi glamour.

Dulu ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jatinangor tahun 2005, tempat ini masih sunyi, masih banyak tanah kosong, kost-kostan dengan cat sederhana, pedagang kaki lima yang semarak, warnet-warnet dengan fasilitas seadanya, tanpa mall, tanpa ruas jalan yang searah, wajah-wajah ramah pemilik kost-kostan sepetak, dan jalanan gank-gank yang masih berdebu.

Sunday, March 25, 2012

Menyisakan punggung


Aku menunggumu hampir bosan, 2 jam dengan sinar matahari yang terik, beruntung aku berada diruangan berpendingin, dandanan yang hampir luntur, kepala yang terlalu pegal karena beberapa kali melonggok kearah jalan berharap ada mobil biru menurunkanmu di depan pintu itu. 

Telah kuhabiskan 2 gelas teh manis, 1 gelas jeruk panas, roti kukus juga pisang keju, perutku kembung, sementara kamu tak kunjung datang. Pintu itu membuka sekelebat aku melihat ransel yang biasa kamu kenakan, tulang punggungku tegak seketika, rahangku melemas untuk kemudian kuberikan senyum padamu.

“Lama?maaf jalanan macet ucapmu”, alasan yang sudah terlalu biasa, dan aku hanya manggut saja mendengarnya, ya..tak apa. Kamu tak punya kewajiban untuk datang tepat, seluruh waktu adalah milikmu, bukankah begitu, tanyaku?senyummu melebar, menjawil hidungku seperti biasanya. 

Tuesday, February 28, 2012

T-Rex

Akh… lagi-lagi mereka datang, langkah-langkah kecil dan tangan mungil itu pasti akan mengelus-ngelus kakiku seperti hari-hari kemarin, padahal hari masih terlalu pagi, lihat matahari saja masih malu-malu untuk unjuk gigi. Stegodon trigonocephalus dan Sinomastodon bumiayuensis (gajah purba) yang berada disampingnya hanya tersenyum kecut, mereka berdua pun merasakan hal yang sama, kesal dan bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, sayang temanku yang satu ini badannya sudah gak utuh, usianya kisaran 1 sampai 1.5 juta tahun lalu.
 

Monday, February 27, 2012

Festival Bambu Nusantara

Beberapa pekan lalu aku menyempatkan diri untuk datang ke festival bambu nusantara ke – 5 yang di gelar di sabuga ITB, meski tak tahu banyak tentang apa yang akan aku temui di sana. Di pintu masuk aku di sambut oleh suara angklung elektrik, tak perlu pemain hanya instrument angklung yang telah di program hingga bisa menghasilkan suara angklung yang khas.

Ada 2 panggung di sayap kiri dan kanan gedung, dan tentu saja panggung utama di dalam ruangan. aku berjalan sendiri menikmati berbagai macam alat-alat musik dari bambu, aku menuju panggung kiri menanti dengan sabar pertunjukan yang akan di mulai 15 menit lagi.

Sunday, January 29, 2012

Aroma Kopi




Kita sering menyapa melalui tulisan-tulisan, atau lonceng kereta api, ataupun aroma kopi dari dua gelas cangkir di pagi hari. Kita banyak bercerita tentang dia, mereka, anak-anak, para penari, isi 
perut, bahkan rumah singgah.

Biasanya ketika aku mulai bercerita, kamu akan seksama mendengarkan, tanpa berpaling, tanpa menghelaku, kamu selalu bilang aku adalah pencerita yang hebat, tetapi ketika aku bernyanyi satu nada saja, kamu langsung melabelkan suaraku seperti campuran seniman Doel Sumbang dan Iwan Fals, akh… 
mengesalkan!!!

Lalu kamu, ceritamu selalu mampu menghipnotisku, kamu dengan segala hal kelucuan dan aktifitasmu, kamu dengan segudang wawasan dan mata yang berbinar-binar ketika menceritakannya, itu sepertinya yang membuatku jatuh cinta padamu, satu tatapan, dua tatapan dan keseribu tatapan pun aku masih merasakan 
denyut yang sama, aku jatuh cinta padamu.

Thursday, January 19, 2012

Tentang Senja


Kamu selalu bercerita tentang senja, kamu selalu membuat senjja menjadi begitu menarik, begitupun denganku, bagiku senja adalah titik dimulainya hari, jejak jingga yang ditinggalkan oleh penguasa siang, langit yang garang akan menjadi sangat damai dan bersahabat jika senja tiba.

Aku dan kamu begitu menikmati senja, senja yang selalu datang di kota paling ramah sedunia, senja yang kita taklukan dengan melakukan marathon waktu, senja yang membuat keadaan romantis, biasanya tepat pada senja kugandeng tanganmu menyusuri taman yang dipenuhi lampu-lampu kurang daya, kenapa kukatakan kurang daya? karena memang hanya warna kuning, merah, hijau, remang yang terlihat, kita duduk dibangku kayu sambil sesekali memperhatikan orang-orang yang lalu lalang, sesekali aku letakkan kepalaku dibahumu, kaupun mengusapnya akan, bosan dengan keadaan taman yang itu-itu saja, aku dan kamu mencoba menikmati senja dengan sebuah benda berbentuk bulat, bola lebih tepatnya. 

Sunday, January 1, 2012

Malam Pergantian Tahun



Malam ini gegap gempita. Tiap-tiap (sebagian) yang berdenyut di bumi merasakan euphoria. Setiap mata kita menyapu langit dari barat ke timur, lalu utara hingga selatan, bertebaran percikan-percikan api yang indah.

Suara guruh gemuruh petasan membangkitkan semua gendang telinga. Balita dan batita yang sedang lelap terbangun dan menangis kencang, berimbas kepada ibunya yang mau tak mau harus bekerja keras meninabobokan lagi. Kebanyakan orang rela berdesak-desakan, menempuh perjalanan berjam-jam hanya untuk larut dalam euphoria itu, tapi banyak juga yang apatis, merasa itu hanya perbuatan merugi, tak ada manfaatnya, dan merekapun menutup mata sebelum bel berpukul 12 kali.

Untuk kali ini aku masuk dalam golongan apatis. Aku tak suka ingar bingar, benci keramaian, benci asap rokok, tak suka dengan lengkingan terompet, suara teriakan orang, klakson kendaraan, angin malam. Jadi lebih baik menonton acara televisi dan tidur tepat jam 11 malam pada pergantian tahun kali ini.

Bodohkah orang-orang sepertiku??