Tuesday, July 24, 2012

Pilihan


http://www.jefraskin.com/wp-content/uploads/2010/12/What-Do-The-Top-MLM-Leaders-Do-That-I-Should-Model-After.jpg


Undangan buka puasa di hari pertama datang dari seorang kawan baru, dia mengajakku buka puasa bareng di daerah Cikutra, tanpa ragu kujawab ya ajakannya, mengingat dia satu alamamater denganku, jam 3 sore dengan pakaian necis, kacamata hitam, parfum yang semerbak dan diantar mobil mewahnya dia datang menjemputku, sempat kaget aku dibuatnya karena setahun lalu ketika pertama kali mengenalnya, penampilannya sederhana, tapi justru kesederhanaannya itu yang membuatnya jauh lebih ganteng dari pada hari ini.

Jam 3 berangkat untuk agenda buka puasa bareng menurutku itu sudah melewati ambang waktu, karena jarak Cibiru-Cikutra hanya 13km-an, lalu akan kemana sisa waktu yang banyak itu?yang setahuku jarum jam waktu adzan magrib dari dulu hingga kini tak pernah bergeser menunjuk ke angka 4, selalu angka 6. 
  
Di perjalanan menuju Cikutra obrolan pun mengalir, mulai dari almamater yang sama, lantas ke aktifitas harian, di mobil mewahnya aku sudah merasa sangat tak nyaman, hawa mabok segera menyerang (maklum terbiasa naik angkot), berusaha untuk tampil nyaman itu sangat menyakitkan, dan terus berpura-pura nyaman itu menyedihkan. Mengalir pertanyaan begitu saja dari mulutku..”memangnya aktifitas harian kamu apa?”. Dengan sumringah dia menjawab “tau M**** N*****”. Seketika aku menggeleng keras. Lalu dia melanjutkan “kalo p******* tau”. Seketika aku terbahak keras, jelas aku tahu, karena beberapa waktu lalu teman dekatku menawarkan propolis. Spontan ku bilang “jangan-jangan aku mau diajakin prospek propolis lagi?sial jebakan ini.” Rutukku kepadanya. Dia tersenyum, dan mobilnya pun melintas memecah jalanan Bandung. Kami masuk ke gang-gang, melewati Universitas Wydiatama, dan tepat jam 3.30 menit akupun sudah berada di base-camp dia dan teamnya (dia sebut begitu).

Ada 3 orang lainnya 2 pria dan 1 perempuan, aku seperti masuk di sarang laba-laba yang tidak bisa keluar lagi.   2 jam penuh mendengarkan mereka presentasi, menggebu-gebu, Mario Teguh kalah deh, aku cuma tersenyum simpul dan mata mengantuk menyaksikan angka-angka rupiah yang ajaib akan mengalir ke kantong kita perhari, menyaksikan juga kaki-kaki yang mereka bikin dengan sangat lihai, 2 downline, 4 downline, 6 hingga tak hingga, yang jujur saja menurutku masih mending mempelajari segitiga pascal daripada kaki-kaki tak bertangan itu.

Setelah mereka puas, (tapi tentunya aku tidak puas sama sekali), mengalirlah dari mulut mereka cerita-cerita kesuksesannya, uang melimpah, mobil mewah, rumah mewah. Aku hanya manggut-manggut menyadari bahwa passionku akan materi tidak setinggi mereka, rendah sekali, dan untuk kali ini aku merasa beruntung dengan anomali ini. Menurutku materi bukan diukur dari besar dan kecil, tapi berkah dan tidak.

Waktu berbuka puasa hampir tiba, yang kuinginkan hanya satu pulang ke rumah dan tarawih tentu saja. Setengah memaksakan diri aku pun pamit, pada team yang telah berhasil mem“prospek” aku.
Temanku pun mengantarkanku pulang, hilang sudah selera untuk makan enak di buka puasa hari pertama ini. Padanya aku sempat berkata “menjadi kaya adalah pilihan, bukan takdir, seperti kamu yang memilih kaya dengan cara seperti ini, aku pun sendiri punya pilihan, aku memilih tetap mengajar sebagai caraku mencari nafkah dan pahala”. 

Aku jadi teringat jaman dulu, pada masa-masa kuliah seringkali aku diajak teman untuk ikut kumpul ujung-ujungnya adalah prospek, dari mulai Voucher Key, Tianshi, K-Link, dan masih banyak lagi. Disini aku melihat sisi negatifnya, pada waktu itu, aku tentu saja muak dengan temanku, karena ujung-ujungnya pasti prospek, jadi semacam pertemanan dengan iat terselubung (upps hanya pikiranku sendiri). itu membuat aku dan yang lainnya enggan bertemu dengannya, tapi sisi positifnya yang kulihat dari temanku dan teman-teman lain yang telah bergabung dengan bisnis ini, mereka menjadi pekerja keras, keras tiap hari mencari calon member, tanpa lelah, getol banget menyebarkan “agama baru” kepada setiap orang yang dikenalnya, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun, di bus damri, di halte, di mushola, dengan bolpoint dan kertas kosong, itu adalah modal untuk teman-temanku membuat sketsa “kaki-kaki” dan angka-angka rupiah ajaib.

Aku turut senang dengan teman-temanku yang sudah berhasil dalam bisnis ini, dalam jangka 1 tahun, membeli mobil dan rumah mewah, terus semangat kawan.  

Mungkin aku sendiri yang salah, karena aku selalu membuat pilihan yang sederhana, dan memilih cara hidup yang sederhana, tapi aku sangat yakin, yang sederhana ini justru akan menyelamatkanku dunia akhirat.


_______________________
Ket : gambar dipinjam dari sini

1 comment:

  1. kalo M****N***** emang basecampnya di daerah cikutra na....
    gak nanya-nanya dulu sihhh wkwkwkwkw...gimana rasanya terjebak bwahahah gak kebayang ama muka na saat itu :p

    ReplyDelete