Saturday, September 17, 2011

Mereka di Sekitar Kita

seperti biasa, seperti hari - hari sebelumnya siang itu aku menggunakan jasa transportasi kereta rel diesel kelas ekonomi untuk tujuan akhir yang jauh dari kotaku, sekitar 40 km perjalanan hanya mambayar ongkos Rp. 1500 saja, aku mengambil tempat duduk disamping jendela, untungnya kali ini aku tidak kebagian berdiri, biasanya hampir selama 1 jam setengah aku seperti menjadi kernet yang berdiri bergelantungan berdesak-desakan ditengah-tengah penumpang lainnya.

bisa kukatakan orang-orang yang menggunakan jasa transportasi KRD adalah orang-orang ajaib, semua jenis manusia yang sebenarnya ada disana, penjual dengan beragam aneka jualannya, pengemis dengan beragam caranya, pengamen dengan serba-serbi suara sengaunya, tua muda, anak kecil, bayi, lansia, dan tak ketinggalan pencopet-pencopet kelas ekonomi, biasanya mereka kena sial dengan hasil muka babak belur, dalam hati aku berbisik "kalian hanya salah tempat, coba mencuri uang negara, tak akan babak belur bahkan akan melenggang bebas keluar dari penjara" semuanya ikut berjejalan. di KRD aku hampir kehilangan batas toleransi, terkadang laki-laki muda yang masih kuat untuk berdiri rela membiarkan lansia untuk bergelantungan, memang seperti inikah cermin kehidupan yang sebenarnya??



Lalu siang itu, tepat diperhentian st. Hall bandung, masuklah beberapa remaja putri kuperkirakan mereka masih duduk di bangku SMP, ke-lima remaja putri itu mengambil tempat duduk disebelahku, penampilannya urakan, kata-katanya kasar, aku menjadi tak nyaman berada didekat mereka, perlahan mereka mengeluarkan kaleng lem, yang kemudian baru kutahu itu adalah lem aibon, deg... miris aku melihatnya, bau menyengat lem aibon yang mereka hisap, mau tak mau turut kuhisap juga, karena kami tak berjarak, 2 orang mengisap aibon, lalu salah satunya mengambil rokok dan menyalakannya, batuk-batuk ku dibuatnya.

Aku berusaha bersikap ramah, meski aku sangat tak nyaman dengan bau rokok dan aroma aibon, kumulai percakapan
saya : Kalian kelas berapa?
Mereka : kami sudah gak sekolah
saya : (hmmm.... manggut2)
saya : umur kalian berapa?trus tujuan kalian mau kemana?
Mereka : kita usia 15 tahun-an teh, mau jalan2 aza ngiter2 dari KRD satu ke KRD lainnya.

Percakapan yang singkat tapi itu merupakan pelajaran berharga buatku, tak lama aku pamit untuk segera pindah duduk, kepalaku tak kuat menahan aroma aibon itu, mataku perih oleh asap rokok.
Setelah berjarak dengan mereka, aku diam sesaat....

Tuhan terima kasih, Kau telah menitipkan aku pada orang tua yang terbaik, Kau tak membiarkan aku hidup diJalan, sungguh aku sangat beruntung dan bersyukur dengan apa yang kumiliki saat ini.

Untuk kalian... terima kasih banyak, kalian memberikan pelajaran berharga untukku tanpa kalian sadari.

Untuk kamu, untuk kita semua, sempatkan keluar dari pintu-pintu mobil mewah kalian dan tengoklah kehidupan nyata yang ada disekitar kita, tak perlu jauh hanya perlu melangkah keluar dari pintu rumah tanpa berkendaraan pribadi. karena sesungguhnya pelajaran paling berharga itu ada disekitar kita tanpa benteng yang kokoh dan pintu-pintu mobil mewah yang berkilat.



(repost) and the real story

(gambar dokumentasi pribadi)

No comments:

Post a Comment