Saturday, September 17, 2011

Hujan

sadarkah kamu bahwa hujan kali ini sangat panjang??? tak pernah dibiarkannya matahari bersinar lebih lama, mungkin jika kuukur prestasinya, inilah prestasi hujan paling tinggi, membuatnya jumawa bahkan terkadang berlebihan.

aku mencintai hujan dengan sangat, hujan bagiku energi untuk menambah hidup, tidakkah kamu berpikir bahwa hujan adalah kondisi alam yang membuat kita bisa saling merapat, petir yang dibawa hujan membuat kita seringkali ketakutan dan kita pun tak lagi ingin sendiri, segera menghambur ke pelukan orang lain untuk sekedar memberi rasa nyaman, udara yang dibawa hujan selalu menghadirkan aroma dingin yang luar biasa, kita butuh energi hangat yang terpancar dari tubuh lain, karena mustahil ada energi tambahan jika kita hanya sendiri. Hujan menghadirkan konsep berpasangan, mengharuskan kita tak lagi sendiri, selalu itu pesannya, mengharuskan kita untuk mencari bilangan-bilangan ganjil yang menggenapkannya. tak lagi sendiri, aku dan kamu, tetapi menjadi kita.



hujan selalu berpihak pada orang-orang yang berpasangan, alangkah beruntungnya kalian yang bisa menyaksikan jutaan rintik air tumpah dari langit dengan saling menggenggam tangan, mencium aroma tanah basah dengan saling berhadap-hadapan dan sesekali menyampirkan kepala dipundak pasanganmu, mendengarkan aroma gerimis yang bertalu-talu dengan hati yang juga ikutan bernyanyi, bagaimana hati kalian tidak bernyanyi sedangkan hidung kalian bisa saling menyentuh, tak ada batasan, melekat tanpa sekat, bahkan bisa kubilang sehelai benang pun tak kuasa menjadi pagar.

aku cemburu pada hujan, hujan mengalirkan aroma perdamaian bagi mereka yang sedang bertengkar, berkolaborasi dengan petir yang membuat semua orang membutuhkan genggaman, lalu apa yang bisa aku perbuat untuk orang lain, aku ingin seperti hujan yang bisa memberikan aroma damai setidaknya buat satu orang, yaitu buatmu.

seringkali aku menyaksikan hujan dari jendela kamar, aku hanya bisa menggenggam teralis besi jendela kamarku, bukan tangan orang lain, betapa aku menyadari tidak enaknya menjadi sendiri, konsep manusia seharusnya berpasangan memang telah ada sejak manusia pertama kali, adam yang membutuhkan hawa, jika saja adam tak terhasut syaitan, mungkin kita semua berada disurga, surga yang menurutMU adalah satu-satunya tempat yang paling pantas, atau mungkin saja, kau enggan menciptakan manusia lainnya, hanya adam dan hawa, entahlah memang selalu ada pesan disetiap peristiwa yang engkau rencanakan, ketika kamu mengerti tentang konsep berpasangannya yang mutlak dimiliki oleh setiap unsur di semesta ini, terlihat dari hal paling kecil dibumi, atom... ya atom, sebuah atom memiliki inti yang terdiri dari neutron dan proton. Lihat... betapa memang pasangan itu mutlak tak hanya menjadi relatif.
lalu pesan apa yang sebenarnya ingin Kau suguhkan dengan hujanMu sepanjang tahun ini, bahwa bumi telah hancur?aku tahu itu, iklim yang sudah tidak mengenal aturan bukan?karena ulah manusia (kami) itu sendiri??. sepertinya bukan itu pesan yang sebenarnya... bahwa Kamu sebenarnya ingin menitiktegaskan tentang konsep berpasangan yang seharusnya menjadi mutlak untuk setiap insan, bukankah begitu?

sendiri memang tak lebih baik, tapi kumohon kirimkan pasangan yang terbaik untukku, yang selalu menggenggamku disaat aku rapuh dan ketakutan oleh petir, yang bisa menjadi sandaran kepalaku disaat aku penat dengan segala urusan yang Kau amanatkan, yang bisa menjadi penyeimbangku ketika ego menjadi dewa dalam diriku, yang bisa mencerna setiap tindak tandukku dan pemakluman tanpa batas, yang bisa menjadi partner diskusi tentang semesta, tentang waktu yang tak mengenal kata berhenti, tentang hidup yang sukar ditebak, yang menjadi tempat berpulangnya ketika kaki lelah melangkah.
Jika saja, hujan kali ini bisa bersikap manis sedikit saja, mungkin aku dan manusia tak berpasangan lainnya tak perlu seresah ini, tetapi bukankah selalu ada pilihan Tuhan?Kau hentikan hujanmu segera, atau Kau sediakan pasangan untuk mereka-mereka yang sedang menggigil.



(repost)
(gambar dokumentasi pribadi)

No comments:

Post a Comment