sms yang kuterima siang itu, seperti petir yang menyambar kepalaku tepat. “sayang, aku akan menikahi wanita lain”, brukk.. pertahananku runtuh, otakku beku, teringat semua kenangan bersamanya selama hampir 3 bulan terakhir ini, ya semua bermula dari februari… dari seseorang yang bukan apa-apa lantas berubah kedudukan menjadi raja di singgasana hatiku.
aku memanggilmu mas, selayaknya hormatku kepadamu dalam ukuran masyarakat Jawa, aku tahu mas, aku bukan yang pertama dan terdahulu di hatimu, kamu hanya mengenalku di suatu siang di terminal bis, pertemuan yang tak pernah direncanakan, pertemuan yang menurutku tak pernah terduga, aku mengenalmu mas sebagai sosok lelaki yang kharismatik, kau kemudian menggantikan kududukan seseorang yang telah lama bercokol megah dalam hatiku, kau menggeser kedudukan aa perlahan, sangat pelan, kau tak pernah tergesa-gesa, tetapi pelanmu itu benar-benar menunjukkan jalan untukmu melewati celah sempit yang bermuara pada hatiku.
ingatkah kamu mas, aku selalu tersenyum sipu, mukaku memerah setiap kali kamu mengajak aku pergi, entah itu hanya sekedar nonton film ataupun hanya sekedar menikmati es krim di depan almamater tercintaku, atau aku akan sangat bahagia ketika kamu mengajakku menaklukan keangkuhan Bromo, dan disana kita menghabiskan waktu bercanda dan bermesra bersama.
Mas, ingatkah kamu ketika aku dilanda rasa ketakutan luar biasa saat kamu tak juga bisa ku hubungi ketika sedang menempuh perjalanan menemuiku?? aku merasa… aku takut kehilanganmu, padahal kamu adalah orang baru dalam hidupku, baru ku mengenalmu dalam hitungan bulan. rasaku kepada pacar terdahuluku pupus sudah, kamu benar-benar mencoret namanya dari hatiku mas tanpa ampun.
mas, apakah kamu merasakan hal yang sama, kita telah sama-sama jatuh hati, padahal kita telah memiliki pasangan, apa yang salah mas?? waktu kah?? atau memang perasaan kita yang tak bisa mengendalikannya, yang aku tahu mas, aku semakin meyakinimu, aku semakin berpikir kalo kamu adalah bilangan ganjil yang selama ini kucari, untuk melengkapi keganjilanku menjadi genap. bahwa kamu adalah jalan keluar dari labirin yang selama ini aku merasa terkungkung di dalamnya, bahwa kamu adalah tangan yang pas untuk kau rekatkan disela-sela jariku, bahwa kamu… dan hanya kamu, satu dari seribu kunci yang kucari untuk memasuki rumah hatiku yang sebenarnya, bahwa..kamu… kamu… mas… aku harus mengatakannya ternyata, bahwa kamu adalah “soulmate” ku.. pasangan jiwaku…, berlebihankah aku berkata demikian mas?? aku rasa tidak…
Mas, ketika kamu memutuskan untuk melangkah menempuh masa depanmu dengan pasanganmu dan itu bukan denganku, aku merasa, bahwa benar yang orang-orang lakukan di TV ketika mereka mencoba mengakhiri hidup, itu pun yang aku rasakan, sesaat setelah aku membaca sms mu, aku ingin ada sesuatu yang menabrakku kencang, membuatku tak sadar dan mati, aku meratap ”untuk apa aku jalani hidup ini, kalo akhirnya aku tak bisa menjadi pendampingmu”, memang terdengar cengeng, tapi aku tak peduli... aku memang cengeng saat itu.
tapi aku tersadar mas, hidup tak berhenti sampai disini, beruntunglah aku mempunyai teman-teman terdekatku, aku bisa mencurahkan semua dukaku, meski kadang aku tersentil juga dengan ledekan mereka ” akh... cowok masi banyak neng, ngapain sama dia, dia gak pantes ditangisi, dia gak pantes dipertahankan, toh dia gak milih kamu, adam masi berkeliaran di bumi yang maha luas ini neng”.. aku hanya tersenyum miris mendengar celoteh temanku, ingin rasanya kubilang ”kamu tak merasakan apa yang kurasakan, sehingga kamu bisa berkata seperti itu”, tapi temanku ada benarnya juga, aku harus move on dari kamu mas, aku harus ikhlas membiarkan kamu dalam waktu dekat melakukan lamaran untuk calon istrimu, biarlah kenangan tentang kita, kusimpan abadi dan kukunci rapat di dalam hatiku, sewaktu-waktu aku akan membukanya, biarlah jejak-jejak kita yang tertinggal di jalanan terhapus oleh sapuan air hujan.. izinkan aku untuk bernanyi nada paling sedih untuk melepas kepergianmu.
sesuatu yang abadi tetap tertinggal di sini, dihatiku
terima kasih, telah menemaniku meski dalam waktu yang sebentar mas
”dihidupku yang tak sempurna, kau adalah hal terindah yang kupunya”
aku masi mengingatmu mas, sampai detik aku menulis ini...
ps : "dedeicated 4 my fren.. (jenonk).."
hehhehe, terima kasih telah mengijinkanku mempublish kisahmu..ku tulis lain kali curhat lagi ya...
uda ah, jangan mewek mulu:D...move on neng...move on
ketika si mas-mu lamaran, datanglah ke Bandung, kita berdua taklukkan Gunung Tangkuban Perahu... hehehheh..
No comments:
Post a Comment