![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb9E6yGXGIdkwK0bgY3cQs0-0I377BmZuYUEC7qMe71EjZd3ToIxTXzGKRJjqCOCgMA_uCKCmOSgrjpfdd0zlpCMkgUSBGGyPf1_UlcNmlrrXtQvYxyKrU1YCPHF-eWOstOZgjglEJy-U/s320/tangga-kepemimpinan1.jpg)
Aku kini telah menapak pada undakan tangga ke tujuh puluh ribu, huffft bukan angka yang kecil untuk sebuah undakan tangga, bergantian orang-orang menemaniku melangkah, tapi kebanyakan dari mereka kelelahan, mereka benar-benar tak bisa mengimbangi gerakku yang cepat, mereka kewalahan dengan energiku yang tak pernah habis, untuk beristirahat sebentar pun aku tak mau, aku akan marah-marah dan menggerutu panjang pendek bergumam tidak jelas ”buang-buang waktu saja beristirahat seperti ini”, apa sih yang aku tuju??*puncak tangga*
ya puncak tangga, yang akupun tak tahu dimana itu dan harus berapa lama lagi untuk meraihnya, aku merasa gamang ketika menginjak tangga ke tujuh puluh ribu ini, keseimbanganku hilang, tiba-tiba aku menangis, bukan tangga ini yang aku mau, aku melihat dengan kepala menoleh cepat kearah kananku, diseberang tanggaku ada tangga mewah dengan sesak dipenuhi oleh orang-orang yang penuh kerut, tak menarik, berkacamata tebal, aku melihat keatas, kedua tangga ini sebenarnya akan berakhir dipuncak yang sama, kenapa aku berada disini, bukankah aku mampu menaiki tangga diseberangku, bukankah aku memiliki energi yang berlebih untuk mencapainya, bukankah aku seharusnya berada diantara orang-orang penuh kerutan dan berkacamata tebal itu???
aku terduduk lesu, rasanya ingin melepas dahaga, merenung ”seandainya aku mungkin untuk menyebrangi tangga ini, itu pasti akan kulakukan” aku tahu bagaimana diriku, diri yang jika menginginkan sesuatu maka itu akan menggebu, seberapa banyakpun hal yang dihadirkan mataku untuk mengganti keinginanku, itu tak akan pernah membuatku merasa puas, akh... lagi-lagi aku tak bersyukur kembali aku mengingatNYA, orang-orang dibawahku terus mendesakku agar aku cepat melesat ke atas, seseorang yang menemaniku tertinggal jauh dibelakangku, aku tak tahu, apakah dia akan mengejarku dan menemaniku lagi mencapai puncak tangga, atau cukup sampai sekian seperti yang lalu-lalu.
sampai saat ini aku belum bisa berdamai dengan tangga yang akan kunaiki, aku perlu istirahat, biarlah orang-orang mendesakku, menginjakku, aku tak peduli, biarlah aku luangkan waktu untuk sekedar berpikir bahwa apa yang kupilih adalah benar.
”ketika berada dalam kegamangan bahwa aku akan menjalani sesuatu yang baru, yang benar-benar berbeda dari awalku, dari karakterku” apakah bisa??
With Love
"Na
No comments:
Post a Comment