Wednesday, December 25, 2024

Mengalami dan Menyaksikan

November 2024

Usia saya 38 tahun, tentunya ada banyak peristiwa yang sudah saya alami dan saksikan. Mulanya, seperti kebanyakan orang lainnya, saya menganggap bahwa hidup itu sangatlah sulit, rumit. Anggapan ini juga tak lepas dari pengaruh orang-orang terdekat yang selalu menyuarakan tentang kesengsaraan hidupnya. Beragam persoalan seringkali mampir membuat resah, putus asa hingga tak jarang menyalahkan semua hal. Kesenangan juga ada tapi biasanya hanya sesaat, setelah itu menghilang perasaan berganti kembali menjadi datar. Banyak gejolak pikiran dan perasaan negatif yang semakin hari semakin bertambah, menyebabkan rasa frustasi. 

Hidup yang saya jalani dengan penuh ketidaksadaran berlangsung teramat lama. Hari-hari berjalan begitu saja.  Semuanya dijalani sebagai kesepakatan yang dibuat oleh sekelompok orang atas siklus hidup yang harus dilalui. Pagi, siang, malam hanyalah tentang kondisi waktu. Tak ada yang spesial. Tiba-tiba waktu telah berlalu. 

Baru dua tahun belakangan ini saya menyadari tentang bagaimana seharusnya konsep manusia hidup di bumi. Paparan pengetahuan baru membukakan mata tentang kesalahan fatal mengenai cara hidup yang selama ini digenggam erat.

Tuesday, November 19, 2024

Channel Youtube Favorite

 3 Mei 2024

Hari ini seperti hari kemarin dan hari-hari sebelumnya, hampir selama dua tahun ini saya hanya melakukan sedikit aktifitas. Bangun tidur kemudian bermeditasi, memberi makan kucing, mendengarkan ceramah dhamma di youtube kemudian jalan pagi, atau yoga, dan sesekali berenang. 

Sepanjang siang biasanya saya melewati hari dengan menonton video di Youtube, channel-channel yang menemani proses jiwa bertumbuh. Ada channel ceramah dhamma, kontennya seperti audiobook. Buku-buku yang dibacakan adalah buku-buku yang berisi ajaran dhamma yang ditulis oleh guru-guru dhamma terkenal di dunia seperti Ajahn Bhram, Ajahn Chah, Thich Nath Hanh, Ajahn Mun, dll. Dari channel inilah mula-mula saya belajar tentang mengapa manusia menderita dan bagaimana mengakhiri penderitaan. 

Channel Lainnya yang sering saya kunjungi adalah channel Todd Perelmuter. Ia seorang penulis, spiritualis. Dengan pembawaannya yang lembut Todd memberi banyak pengetahuan tentang apa itu kesadaran dan bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupan. Ia sosok yang mengalami perubahan jiwa ,dari menjalani hari-hari di New York City sebagai manusia dewasa yang hidup mengikuti kemauan sistem dunia hingga menjadi seorang pejalan yang mencari kekayaan jiwa. 

Pindah ke Solo

September 2024


Perjalanan hidup membawa saya ke kota ini, kota yang pertama kali saya kunjungi hampir enam belas tahun lalu. Kala itu, saya masih kuliah, dengan tubuh kecil, tak punya harapan, uang, teman, mimpi. Satu-satunya yang nampak jelas dan dipunyai hanyalah sikap keras kepala. 

Tak pernah terbayang dalam angan, bahwa saya akan mengalami hidup di kota ini. Tinggal dan menetap di sini. Sejak kedatangan yang pertama, saya telah jatuh cinta. Kota ini jika malam sangat gelap, lampu-lampu jalannya tak mampu menerangi, membuat kecantikan Solo menjadi tersembunyi. Namun, temaramnya justru mampu menyamankan, memberi rasa hangat, dan kesunyian, menyebabkan malam merangkak begitu pelan. 

Ini bukan sebuah kebetulan. Mungkin, tanpa disadari saya memang menginginkannya, atau bahkan mungkin ada keterhubungan, keterikatan, sebuah janji dengan kota ini yang harus saya tuntaskan. Sehingga, saya semakin tertarik ke dalamnya, entah itu melalui perjumpaan yang sebentar dengan orang-orang yang tinggal di sini, ataupun dalam sebuah relasi cinta yang panjang dan terawat.

Tuesday, July 2, 2024

Surat untuk Seorang Kawan

Januari 2024


Hai kawan, saya tergerak menulis surat setelah mendengarkan ceritamu. Saya mengamati apa yang kamu alami. Ini sebagai bentuk dukungan agar kamu tidak terlarut dalam kesedihan dan kebingungan. Masalah keuangan, hubungan tidak sehat dengan pasangan, keluarga atau teman, masalah pekerjaan umumnya dikeluhkan juga oleh hampir semua orang.

Mendengar ceritamu saya mengamati bahwa manusia mudah sekali jatuh dalam lubang penderitaan. Penderitaan ini harus diketahui sumbernya agar dapat dihilangkan. Biasanya bahkan hampir selalu, sumbernya adalah hal-hal eksternal, tapi hal eksternal ini lahir karena pikiran-pikiran kita yang liar dan ego yang terus dipelihara. 

Jalan satu-satunya adalah mencoba menjauh dari penyebab penderitaan. Menepi untuk memberi ruang pada diri sendiri, diri yang selalu ditinggalkan, diabaikan. Kegaduhan di kepala kita harus dihentikan. Menyadari bahwa kita hadir di waktu sekarang yang sebenarnya aman-aman saja. Jika mau ditelaah lebih jauh, sebenarnya yang terluka adalah ego kita, bukan diri kita. Diri kita yang sebenarnya baik-baik saja dan aman. 

Tak ada hal yang paling berharga yang kita miliki saat ini kecuali waktu. Aset berharga ini banyak dicuri oleh pikiran dan ego, sehingga kita selalu sibuk dan kehabisan waktu, lupa bahwa manusia di bumi untuk menjalani kehidupan bukan untuk menjalani situasi kehidupan. 

Friday, March 1, 2024

Tenang di Pesta Demokrasi

Tanggal 14 Februari telah digelar pesta demokrasi lima tahunan, pemilihan umum presiden, wakil presiden dan wakil rakyat. Peristiwa yang akan dicatat sejarah karena melahirkan presiden dan wakil presiden yang baru. Sejak lima bulan lalu, bahkan sebelum masa kampanye resmi yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tiba, situasi di masyarakat menjadi bersemangat, riuh menyuarakan tokoh jagoannya.

Sayangnya, hampir di setiap lahirnya peristiwa besar tak pernah luput dari konflik. Gesekan, tudingan, fitnah, penghakiman, makian menjadi bumbu kurang sedap yang harus ditelan setiap hari. Ruang publik penuh sesak dengan energi permusuhan, kebencian, kemarahan, ketidakterimaan, kekecewaan dan kesedihan. Tanpa disadari, hampir semua orang memilih terlibat, tenggelam dalam energi konflik ini.

Melihat keriuhan yang terjadi selama musim kampanye, saya akhirnya harus mengapresiasi diri sendiri karena pemilu kali ini, saya memilih tidak terlibat. Tidak terlibat bukan berarti tidak peduli hingga menutup mata dan telinga terhadap semua informasi, tetapi saya memilih mengamati saja semua yang terjadi. Ada banyak peristiwa dan pembelajaran dalam setahun belakangan ini yang membatasi saya untuk tidak turut campur pada apa yang sudah digariskan oleh semesta, meskipun saya tahu hasilnya tidak selalu ideal bagi saya.

Monday, December 4, 2023

Menjalin Relasi yang Sehat

Seorang kawan sering berkeluh kesah tentang pasangannya. Keluhan yang sama yang saya dengar hampir tiga tahun belakangan ini. Kawan saya tidak sendirian, Ia satu dari banyak pasangan yang menjalin relasi tidak sehat. Saya pun melihat relasi orang-orang terdekat saya, orang tua, saudara, teman hingga tetangga. Dari mereka saya menyadari ada pemahaman yang keliru tentang menjalin relasi. Kekeliruan ini salah satunya didukung dari motivasi awal menjalin relasi, seperti kebutuhan status sosial, kebutuhan sexual ataupun hanya sebatas kebutuhan pembuktian bahwa mampu berpasangan, hanya sedikit saja yang memang berlandaskan cinta kasih.

Kekeliruan ini berlanjut ketika menjalin hubungan. Menggunakan gaya komunikasi searah, enggan berdialog, mendominasi, menganggap tidak setara hingga tidak memberikan ruang untuk pasangan menjadi dirinya sendiri.

Dalam relasi yang tidak sehat, seseorang bahkan tidak menyadari bahwa ia sedang menjadi budak bagi lainnya. Kebohongan, manipulasi, saling menyakiti, menjadi bumbu yang kian hari kian tajam, yang sebenarnya akan meledak seperti bom waktu. Setiap hari menjadi buruk. Relasi yang tidak sehat mempunyai efek domino. Energi negatif membiak dengan cepat, menyebabkan penderitaan, cara pandang menjadi sempit dan penuh berprasangka buruk, bahkan terasing dari diri yang sebenarnya.

Bahagia Saat Ini

Tadi malam saya makan di sebuah cafe vegan. Suasana bulan desember nampak disambut dengan hangat. Dekorasi pohon natal sederhana dan playlist musik natal yang diputar memanjakan indera. Rasa tenang menyusup di dalam dada, membuat tak ingin beranjak.

Saya menikmati sajian makanan vegan dengan penuh kesadaran, merasakan bahan makanan yang hanya berbahan baku sayur-sayuran tersebut. Ada kelegaan luar biasa ketika sudah mampu menolak ego untuk tidak mengikuti keinginannya memakan hewan. Sejenak ada ucapan syukur yang terselip dalam setiap suapan. Meski sampai hari inipun saya masih belajar, namun enam bulan sejak saya memutuskan menjadi vegetarian rasanya hari-hari saya menjadi berbeda.

Tepat di hadapan saya ada kata-kata yang ditulis di dinding “Bahagia Saat Ini”, kalimat ringkas yang maknanya sangat dalam. Mengapa kalimat tersebut harus ditulis dan dipampang di area yang semua orang bisa melihatnya? Ini seperti sebuah kesengajaan dan seruan yang bersifat mengingatkan. Apakah keadaan sudah sedemikian genting sehingga manusia perlu diingatkan untuk “Bahagia Saat Ini?”.