Sunday, May 30, 2010

Isi Hati (si Jenonk)

sms yang kuterima siang itu, seperti petir yang menyambar kepalaku tepat. “sayang, aku akan menikahi wanita lain”, brukk.. pertahananku runtuh, otakku beku, teringat semua kenangan bersamanya selama hampir 3 bulan terakhir ini, ya semua bermula dari februari… dari seseorang yang bukan apa-apa lantas berubah kedudukan menjadi raja di singgasana hatiku.

aku memanggilmu mas, selayaknya hormatku kepadamu dalam ukuran masyarakat Jawa, aku tahu mas, aku bukan yang pertama dan terdahulu di hatimu, kamu hanya mengenalku di suatu siang di terminal bis, pertemuan yang tak pernah direncanakan, pertemuan yang menurutku tak pernah terduga, aku mengenalmu mas sebagai sosok lelaki yang kharismatik, kau kemudian menggantikan kududukan seseorang yang telah lama bercokol megah dalam hatiku, kau menggeser kedudukan aa perlahan, sangat pelan, kau tak pernah tergesa-gesa, tetapi pelanmu itu benar-benar menunjukkan jalan untukmu melewati celah sempit yang bermuara pada hatiku.

Lelaplah dalam Tidurmu

Sudah...sudah tidurlah pejamkan matamu
jangan pedulikan aku yang belum terpejam juga disampingmu
aku hanya ingin terjaga
menatapmu yang tertidur lelap disampingku
kupandangi kau...

alis itu, mata yang tertutup rapat
mulut yang sedikit membuka
dan hidung yang kembang kempis
mengeluarkan dan menghirup oksigen
sketsa wajah yang telah kuhapal lekuknya

malam ini aku hanya ingin terjaga
aku lelah dengan mimpi-mimpiku tentang kamu
dan aku hanya ingin terjaga
untuk membuktikan
bahwa kamu benar-benar nyata untukku

malam ini aku hanya ingin terjaga disampingmu
tak berharap datangnya pagi
karena ku tahu
hanya setiap matahari tidur
kau menjadi milikku seutuhnya

malam ini aku hanya ingin terjaga
sampai datangnya pagi
sampai ketika kau membuka mata
hal pertama yang kau lihat
adalah aku yang tersenyum menatapmu



by
Na

Friday, May 21, 2010

Petir Tanpa Hujan V

Minggu yang mendung, aku berlari kecil menuju st. hall, hp-ku bergetar lembut...drttt...drttt... “Na dimana, aku uda nyampe”, ku tanya petugas security... pak, argo gede uda dateng ya??ia mbak 10 menit yang lalu, kepalaku sibuk mencari-cari sosok yang kucari, mudah-mudahan aku masi hapal wajahnya. tiba-tiba, teriakan kencang seolah membangunkanku... “Naaaaaaaaaaa.... “tangannya melambai-lambai cepat mengalahkan gerak angin. kuhampiri tempat dia menungguku... “hei apa kabar, ucapku”, baik... makan yuks laper, wew... to the point banget nih... ya uda alhamdulilah ternyata rezeki makan siangku dikirimkan DIA lewatnya. Na, habis ini aku mau ke Dago, ikut gak?? ngapain?? kita makan-makan lah, tau tempat makan gak Na disana?? huuuuuuu, meneketehe, negaraku kan bukan disini, tapi di Jatinangor:D... hahhaha, ia dasar ndeso luh, biarin aku mencibir, memangnya mau makan apa?? ”hmmm...makanan sunda deh, katamu”, makan ikan peda bakar mau gak?? hahhahah, ideku yang kupikir cemerlang, cespleng otak lu Na... tapi kalo mau makan ikan peda bakar ngapain musti ke Bandung, dirumahku juga sering makan ikan peda:d... hahhaha, aku tergelak, ya sudah lah..ikut saja, ku ajak kau ke ”bancakan” deh, tempatnya sundanese banget, harganya murah meriah, dari mulai piring, gelas, tempat duduk, lampu petromaks itu dibuat tempo dulu banget, gak nyesel deh kalo makan di ”bancakan” ujarku menggebu, senggaknya gak keluar duit banyak, itu buat dompet mahasiswa kok, huh.. tau az luh Na, kalo aku lagi cekak... maklumlah mahasiswa. ini kubawa 2 novel untukmu, wow...kok Cuma 2??aku kan mintanya selusin??hahha..maruk lu Na, nanti deh kalo kesini lagi...hufffttt, itu artinya kapan-kapan dong, kamu kan kesininya sesuka hati, 3 bulan sekali, 5 bulan sekali, 9 bulan sekali, bahkan setahun sekali, kapan koleksi novelku akan nambah kalo gini caranya?? hahhaha, kamu tergelak hebat sambil mengacak-ngacak rambutku, ia nanti Na manis.... masih aza manja ya kamu, padahal rasanya uda hampir beberapa semester gak bertemu, masi gak berubah. lagu ”malaikat juga tahu-nya” dewi lestari yang saat itu lagi marak, tiba-tiba mengalun lembut, aku hapal itu ringtone Hpku, kulirik nama yang menelepon, wow.. ternyata Tuan agung, segera kuangkat ”Na, dimana??saya lagi di Bandung, di daerah Dago Pakar nih, lagi makan ikan peda bakar kesukaanmu, kamu masih di Jatinangor kan, segeralah kesini, saya tak lama disini, saya tunggu ya. tunggu... kamu sama siapa?? dengan orang yang sudah tak asing bagimu pastinya Na??? what?? sapa lagi itu... duh dunia benar-benar aneh... Na, jadi gak nih, kita makan ikan peda bakar, dimana tadi katamu??daerah dago Pakar ya?? hmmmm... gak jadi deh, kita makan di daerah Trunojoyo saja ya, ada tempat makan sunda juga bernama ”Sambara”. loh kenapa??? hmmm...gpp, haduh rasanya aku sudah tak bisa membayangkan bagaimana jadinya, kalo aku bertemu dengannya bersama denganmu...ikan pedanya gimana Na?? lain kali saja...ok, ucapku sambil melotot dan berujar ”nurut deh”. hmmm... to be continued or the end ya..??

*Galau*

Aku kini telah menapak pada undakan tangga ke tujuh puluh ribu, huffft bukan angka yang kecil untuk sebuah undakan tangga, bergantian orang-orang menemaniku melangkah, tapi kebanyakan dari mereka kelelahan, mereka benar-benar tak bisa mengimbangi gerakku yang cepat, mereka kewalahan dengan energiku yang tak pernah habis, untuk beristirahat sebentar pun aku tak mau, aku akan marah-marah dan menggerutu panjang pendek bergumam tidak jelas ”buang-buang waktu saja beristirahat seperti ini”, apa sih yang aku tuju??*puncak tangga* ya puncak tangga, yang akupun tak tahu dimana itu dan harus berapa lama lagi untuk meraihnya, aku merasa gamang ketika menginjak tangga ke tujuh puluh ribu ini, keseimbanganku hilang, tiba-tiba aku menangis, bukan tangga ini yang aku mau, aku melihat dengan kepala menoleh cepat kearah kananku, diseberang tanggaku ada tangga mewah dengan sesak dipenuhi oleh orang-orang yang penuh kerut, tak menarik, berkacamata tebal, aku melihat keatas, kedua tangga ini sebenarnya akan berakhir dipuncak yang sama, kenapa aku berada disini, bukankah aku mampu menaiki tangga diseberangku, bukankah aku memiliki energi yang berlebih untuk mencapainya, bukankah aku seharusnya berada diantara orang-orang penuh kerutan dan berkacamata tebal itu??? aku terduduk lesu, rasanya ingin melepas dahaga, merenung ”seandainya aku mungkin untuk menyebrangi tangga ini, itu pasti akan kulakukan” aku tahu bagaimana diriku, diri yang jika menginginkan sesuatu maka itu akan menggebu, seberapa banyakpun hal yang dihadirkan mataku untuk mengganti keinginanku, itu tak akan pernah membuatku merasa puas, akh... lagi-lagi aku tak bersyukur kembali aku mengingatNYA, orang-orang dibawahku terus mendesakku agar aku cepat melesat ke atas, seseorang yang menemaniku tertinggal jauh dibelakangku, aku tak tahu, apakah dia akan mengejarku dan menemaniku lagi mencapai puncak tangga, atau cukup sampai sekian seperti yang lalu-lalu. sampai saat ini aku belum bisa berdamai dengan tangga yang akan kunaiki, aku perlu istirahat, biarlah orang-orang mendesakku, menginjakku, aku tak peduli, biarlah aku luangkan waktu untuk sekedar berpikir bahwa apa yang kupilih adalah benar. ”ketika berada dalam kegamangan bahwa aku akan menjalani sesuatu yang baru, yang benar-benar berbeda dari awalku, dari karakterku” apakah bisa?? With Love "Na

Saturday, May 15, 2010

Shadow

berkali-kali kakiku terusap oleh ombak di bibir pantai ini, dan untuk kesekian kali pula aku menoleh ke arah kakiku, melihat jejak air yang tertinggal, pasir-pasir pantai yang melekat menjadi satu diantara celah-celah jariku, aku telah merasa lengket, telah berapa lama kuhabiskan waktu untuk sekedar berdiri tegak di sini, menantang matahari, dan berisiknya ombak, kulihat surya yang telah bergeser kedudukan, kuperkirakan berapa derajat pergeserannya, dan aku bisa tau jawabnya. lunglai aku melangkah mendekati gubuk kecil, langkahku berat, pasir-pasir ini seolah menarikku kuat, beruntung aku selalu mengenakan sandal karet idolaku, tahan panas, tahan duri, juga sesekali berfungsi untuk sekedar melindungi kakiku dari serangga liar. ternyata aku tak sendiri disini, ada bayangan yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi, kupakai sandal karetku untuk menginjaknya, bayangan itu malah balik mencemooh, mengejek tak kenal ampun, kulakukan semua cara untuk menghilangkannya, tetapi semakin ingin kuhilangkan, sialnya bayangan itu semakin gesit mengikuti gerakku, aku cepat, dia pun cepat, aku pasrah, mungkin hanya tinggal menunggu waktu, untuk lepas dari bayangan sialan ini, aku jadi tersenyum sinis ketika ingat sang jenius Newton menciptakan hukum ketiganya tentang gaya aksi reaksi, “akan terjadi gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi, dengan arah yang berlawanan ”, aku pun jadi ingat dengan bayangan tadi, semakin besar gaya yang kulakukan kepadanya, maka dia pun akan bereaksi dengan gaya yang sama besarnya denganku, aku menimpuknya, dia menimpukku, aku tersenyum sinis padanya, dia juga melakukannya, hahhaahha,… jadi buat apa aku sampai kelelahan untuk memusnahkannya?? satu hal yang pasti, sang penguasa alam berkuasa atas segalanya, sebentar lagi matahari akan lengser, dan kau pun bayangan…. akan menghilang, musnah, dan kau tau??caramu musnah akan sangat mengerikan, seluruh tubuhmu akan tepat berada dibawah kakiku… jadi coba lihat siapa yang menang?? aku atau kau… akh… lagipula hidup hanya sebentar

Sunday, May 9, 2010

Sepeda oh Sepeda


kring…kring….kring….ada sepeda
sepedaku roda dua
kudapat dari ibu
karena rajin membantu.


stoppp!!!sampai sini saja menyanyinya, karena aku hanya ingin menceritakan tentang sepedaku bukan tentang sepatuku.

suatu siang yang menurutku tak ramah ramah banget, apalagi dengan kata bersahabat, dengan lahapnya kusantap sepiring nasi dan opor ayam buatan emak, aku yang seperti kekurangan gizi, layaknya 7 hari tak makan, langsung melahap tanpa ampun semua lauk dimeja, percakapan yang berujung pertikaian pun dimulai

me : mak, tumben masak opor, biasanya kan lebaran doang, tumben banget mak punya duit
mak : ia alhamdulilah dapet rezeki Na
me : wah bagi-bagi dong mak, ujarku berseri
mak : mesem-mesem gak jelas
me : mak.... Na mau ke warung depan, sepeda mana ya? biasanya ada dideket pintu dapur
mak : udah mak jual, jawabnya datar
me : ”shock, cemas, kepala pening, mendadak ingin pingsan” kenapaaaaaa dijualll???kok gak bilang-bilang mamiku tercinta, suara mulai uncontrol
mak : lah...itu kamu dapet makan enak sekarang, kamu pikir uang darimana??ya dapet dari jual sepeda???
me : ”uda pingsan beneran rasanya” mak, itu kan sepeda uda kayak soulmate aku (mulai berlebay ria, sambil terus mengikuti kemanapun mak pergi, meminta jawaban darinya), uda hampir 14 tahun mamiiiii, kenapa dijual dan kenapa gak bilang?? (sampai pada tahap ini, rasanya mulai nangis)
mak : udahlah Na, kamu bukan anak kecil lagi, nanti juga bisa kebeli sepeda yang lebih bagus...
me : hggggghhhhhh..... (aku menghujat Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tidak pernah jelas mendefinisikan kata nanti, sama dengan matematika yang ada istilah tak hingga)
mak : makan lagi tuh Na opornya
me : mak aza deh yang makan, mendadak Na gak suka opor buatan mak kali ini, gak enak. (berlalu membanting pintu kamar dan memeluk guling).

pikiranku melayang ketika aku berusia 8 tahun, dengan tubuh yang masi kecil tak sesuai dengan ukuran sepedaku, aku dan sepeda adalah identik dimata teman-temanku. phoenix oh phoenix, suatu saat NANTI aku akan memilikimu lagi, aku janji, dan tak ada seorangpun yang berhak menjualnya bahkan emakpun, dengar janjiku phoenixku sayang...


mizz my blue phoenix

Saturday, May 8, 2010

Selalu Kuingat

Kuhampiri lelaki paruh baya itu, dengan langkah yang terseret dan tatapan mata menunduk, bukan…aku tak mencuri sesuatu pandang dibawah sana, tapi aku menyembunyikan riak kecil dipelupuk mataku. Tiba didepannya aku mendadak kaku, gagu aku dibuatnya, bingung dengan kalimat pertama yang harus ku ucap, aku hanya bisa melihat dia menatapku, aku hanya bisa melihat dia tiba-tiba refleks menggerakkan kedua tangannya, memelukku, pelukan yang telah sangat lama aku nantikan, pelukan yang mampu membuatku berada ditempat paling tenang, pelukan yang benar-benar bisa menghapus dukaku, tak satupun kata terucap darinya maupun dariku, hanya lirih terdengar isak, tentu itu milikku. kulepaskan pelukannya, lalu aku beranikan diri memandangnya, melihat rambut tipisnya yang agak pirang dan sedikit ikal, kulihat wajahnya, akh… ya sudah terlalu banyak kerutan disana, kulihat lekat-lekat tubuhnya, dia terlihat asing dengan pakaian yang dikenakannya, ku ciumi terus punggung tangannya, lalu aku menatap sekelilingnya, tempat ini benar-benar tak layak, bau apek dan sangat kotor, tak ada ventilasi udara, tak ada cahaya, bukan lagi remang tapi gelap sangat, disinikah kau tinggal???remuk hatiku melihat keadaannya, dan semakin jatuh aku ketika ku tahu aku tak bisa melakukan apapun, hanya pasrah. aku hampir lupa, aku rogoh kantong baju lusuhku, kukeluarkan secarik kertas, lalu kubuka, dan kuserahkan kepadanya, aku tunjukkan bagian yang penting dari kertas itu, lalu dia memicing, akh… lagi-lagi aku hampir lupa, bahwa dia hampir rabun, kubantu dia untuk melihatnya, ada binar bahagia saat dia mengetahui apa yang kutunjukkan, dia langsung memelukku, kali ini lebih kencang dari tadi, dan kudengar isak hebat miliknya, bukan lirih seperti punyaku tadi, aku hanya diam… (detik aku menulis ini, aku benar-benar sakit mengingatnya). banggakah kau padaku??dengan gerakan cepat dia mengangguk, aku tahu… bukan kondisi seperti ini yang aku inginkan ketika aku menyampaikan keberhasilanku, Lalu bagaimana tanyaku??dia diam… seribu bahasa, hanya raut wajah yang aku bisa mengartikan semuanya, “tak usahlah khawatir, aku bisa melakukannya, aku minta doamu…ucapku” dia makin tenggelam dalam sedihnya, menelungkupkan kepalanya diatas meja kayu, aku benar-benar tak mampu membendung emosiku, aku berbalik sambil memeluknya, aku tahan tangisku, buru-buru aku menjauh meninggalkannya, tapi aku lega karena tadi sempat kubisikkan ditelinganya…”apapun yang terjadi dengan bapak, Na sayang sama bapak, Na bangga sama bapak”. With Love Na

Thursday, May 6, 2010

Petir Tanpa Hujan IV

Na ini kukirimkan buku sesuai pesananmu, dan raket usang, tapi masi bagus kok untuk dipake, enteng banget, punya bapakku” I alwez love U bulan ke-4 tahun pertama kulipat surat itu, kucoba memainkan raket yang enteng, hatiku melambung tinggi membuncah refleks aku meloncat-meloncat girang. akh..dia memang tau apa yang kubutuhkan. tiba-tiba pintu terbuka tenyata teman kerjaku, dengan senyum lebar dia berujar “cie..yang dapet paket dari pacar, siapa namanya Na???” rese lo nanya-nanya mulu, diem ah bawel, (aku bingung harus menjawab apa), kenalin dong, gw kan mau tau selera cowok lo kayak apa???, sambil senyum kecut kujitak kepalanya, “gak sekarang sayanggggggg, gw ogah ngenalinnya ke lo”, uda ah jangan ganggu, eh bentar lagi duhur, gw solat dulu ya. giliran dia yang melongo, trus ni kerjaan gimana????lo yang nerusinnnn teriakku, sambil tak berusaha berbalik, kudengar suara timpukan sandal dipintu, hahhahhahhahahhah tawaku lepas. Lepas duhur, aku tergesa untuk membuka account YMku, akh..lagi-lagi sial, dunia modern membuat sensasi jarak tak lagi berarti, membuat semuanya serba gampang, padahal akan jauh lebih terasa kalo segala sesuatunya itu sulit, begitu OL, beughh..tak-tuk-tak-tuk, ada 5 orang menyapa, maklumlah selebritis pikirku, tapi hanya satu yang menarik, ID yang manis, ID yang mampu membuatku kayak orang gila, kubaca statusnya, “kangen…” hmmm…siapa yang dia kangenin???tak mungkin aku, sadar diri Na, INGET SADAR DIRI!!!, kubaca ID yang lainnya, ada yang berstatus “I Love U every breath I take”, beughhh…ternyata dia masi sangat mencintai mantannya, aku lebih tertarik untuk berchat dengan ID ini, ID yang manis kuacuhkan, aku tak mau menyapanya lebih dulu, menunggu disapa tentunya, lalu tiba-tiba… X : Naaaaaaaaaaaaaaa…. aku mau ke Bandung besok, ketemuan yuks, (ada serangan chat masuk tiba-tiba) me: what??what??ngapain lo ke Bandung?? X : ada kerjaan ketemuan yuks, Me : boleh dimana dan kapan?? X : jemput aku di st.hall tepat pukul 5 sore, Me : hah???gile, gak bisa gw masih kerja jam segitu X : yaelah Na, aturlah waktunya sebisa mungkin, aku punya oleh-oleh untukmu... Me : apaan??kalo selusin buku novel sih gw mau nemuin lo X : buset dah, gw Cuma bawa 2, ok...minggu jam 5 @st.hall ya Na...gw off Na.. Wait..wait, yah dia off, aku terenyak, dia ke Bandung??ngapain??dan OMG aku baru inget kalo hari minggu ada latihan buat persiapan Pekan Olahraga Kampus... wait..wait...wait...kukirim offline message, bentar lagi off. tapi tak urung juga aku melihat ID yang manis itu, masi dengan statusnya “kangen....”, gila kalo aku nunggu disapa bisa lumutan. ku off segera. rasanya hari ini cukup aku bermain hati to be continued

Tuesday, May 4, 2010

*SAD*

ku terus berjalan menyusuri tepi pasir yang panas ini, rasanya matahari tepat berada diatas kepalaku, tak ada tempatku untuk berteduh, sungguh tempat ini sangat tak bersahabat, ku tatap sekeliling seolah-olah aku melihat beberapa pasang mata yang memandangku mencemooh, aku benci tatapan itu, aku benci ucapan yang dari tadi terlontar dari beberapa pasang bibir itu, kuseret langkahku perlahan, sakit…seluruh telapak kakiku sakit, sandal karetku hampir menipis aus oleh gesekan, ku eratkan kembali ransel ke pundakku, aku tak mampu untuk memikulnya, kumuntahkan isi ranselku, isinya adalah sumpah serapah, dan makian banyak orang ternyata, huffftt hampir aku mati dibuatnya, kukeluarkan sebagian, kulupakan sebagiannya, dan bagian yang lainnya akan kubawa, biarlah agar sesekali aku ingat. perjalananku masi sangat jauh, aku butuh air untuk membasuh telapak kakiku yang hampir mengelupas, sepanjang mataku memandang keseluruh arah mata angin aku tak menemukan tepinya, haruskah aku tetap bersemangat sementara pandangan mata yang kian menusuk itu semakin membunuhku??? Tidak !!! aku akan terus berjalan, meski luka ini, nanah ini tak kunjung sembuh. aku menoleh ke belakang, ratusan miles telah aku lalui jutaan jejak tertinggal disana, diantaranya, aku kuat karena engkau, aku terus bertahan karena engkau, sungguh semua sakit ini tak berbekas jika kulihat engkau tersenyum, takkan kubiarkan satu orangpun mencibirmu, aku tak ikhlas. engkau adalah dunia yang ku tinggali, engkau adalah semesta, engkau…ya hanya engkau… aku mencintaimu… tanpa pernah kau tau. Ingin memelukmu dan berucap… “I Love U”