![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_LFr79c5qEIlQfmRYfhi3uC0hRAoHQn6dmVqiCHpSvxGMXFDcIqLApgTGc5d9nyc2BY4NO2Q7pJOlyO8UtZ45NqKsqE49WazG2C-xQ1yApZneJvT-rBIfEjw-E1cG_5um8GwPLk0P2GI/s320/IMG01707-20110924-1252.jpg)
Aku yang notabene tukang “ngayap”, gak ketinggalan dengan moment ini, tak ada teman yang bisa ku ajak, akhirnya kuputuskan untuk “ngayap” sendirian, seperti biasanya. Sepanjang mata memandang, banyak banget jajanan bertebaran di kanan kiri, es potong, lumpia basah, kerak telor, gorengan oh nooo… aku bisa-bisa gak pulang kalo gini caranya, aku coba tahan, berjalan sambil menutup mata, gak berhasil, nabrak-nabrak, akh…. Aku coba cara lain, berjalan dengan hanya menatap lurus ke depan, dan cukup berhasil.
Ada 5 panggung utama di sepanjang jalan braga ini, ada akustikan, ada band-band lokal, ada acara-acara kayak hipnotis gitu, trus ada kesenian sunda “karinding” namanya, dan ini yang juara, panggung sing middle age, di huni oleh kakek-kakek nenek-nenek dan bawain lagu-lagu taun 70-an. Dan entah kenapa kaki ini enggan beranjak dari sana, aku beli lumpia basah, memakannya sambil berjalan kaki (duh mudah-mudahan gak dosa), sambil menikmati suara merdu kakek dan nenek, aku ikut bergoyang, sayang banget aku gak hapal lagu mereka, 30 menit aku gak beranjak dari panggung utama ini. Akh… ini meyakinkanku bahwa ternyata aku penyuka “old style” nooo… sepertinya aku belum setua itu.
Festival Braga kali ini menyisakan beragam rasa… Bandung oh Bandung terima kasih selalu menyuguhkan sesuatu untuk mataku.
Aku kangen jalan Braga ini… kaki-kakiku sering ku jejakkan disana, entah sekedar lewat ataupun sambil membawa cerita.
Dan Braga selalu nampak eksotis di mataku.
_________________
Ket : gambar dokumentasi pribadi
No comments:
Post a Comment