Renang adalah olahraga yang asing bagi saya. Lahir dan besar di desa yang tidak mempunyai akses ke kolam renang cukup menyulitkan saya untuk mengakrabi olahraga ini. Doktrin-doktrin menakutkan seperti tenggelam, kram, terkilir, hingga mati di kolam renang juga menjadi hantu yang memenuhi pikiran saya.
Saat itu, ketika bocah tahun 1990-2000an umumnya di desa saya
orang berenang di sungai. Kawan-kawan saya yang laki-laki mahir berenang karena
mereka terlatih berenang di sungai. Namun, bagi saya yang perempuan berenang di
sungai menjadi suatu keterbatasan.
Saya sebenarnya paham sejak awal bahwa renang adalah olahraga
yang baik untuk tubuh, bagus untuk memperbaiki sistem pernafasan dan sirkulasi
darah. Apalagi menjelang usia tua, renang merupakan salah satu aktifitas yang dianjurkan
oleh hampir setiap praktisi kesehatan. Namun, pengetahuan ini ternyata tidak
cukup untuk membuat saya berani berenang. Hingga dua bulan lalu september 2023, ketika
kondisi saya sudah siap, dalam artian fisik, mental, kesadaran, finansial dan akses
ke kolam renang dekat akhirnya saya memutuskan untuk belajar berenang.
Mulailah saya berlatih berenang ditemani pelatih renang. Belajar dari nol, di usia tiga puluh tujuh tahun. Mula-mula saya diajari bernafas di air, yang ternyata sistemnya terbalik ketika di darat. Bernafas di air, caranya mengambil nafas di darat dengan mulut, lalu masuk ke air dan keluarkan nafas dari hidung. Pelatih menamainya bubbling. Berulang kali saya melakukan bubbling hingga bernafas di air menjadi automatisasi. Berlatih pernafasan adalah yang utama, karena ini modal untuk berenang. Kemudian saya belajar nyaman dengan air, saya berjalan dari satu tepi ke tepi lainnya dan meyakinkan diri berkali-kali bahwa saya tidak akan tenggelam karena tinggi tubuh saya masih melampaui kedalaman kolam renang.
Pelatih mengajari saya untuk meluncur, melalukan tolakan
dengan kaki ke dinding kolam, dengan satu ataupun dua kaki dan tangan lurus ke
depan. Setelah latihan berkali-kali dengan pelatih dan berlatih sendiri akhirnya
saya mulai nyaman berenang, meskipun masih jauh kalau dikatakan bisa berenang.
Proses berlatih menjadi mudah ketika saya mempunyai kepasrahan
dan kepercayaan. Pasrah dan percaya tubuh saya bisa melakukannya dengan baik. Pasrah
dan rasa percaya ini tanpa sadar telah saya latih melalui meditasi yang sudah
saya lakukan setahun belakangan. Saya merasakan perubahan tingkat kepasrahan
dan kepercayaan pada diri saya meningkat. Meditasi memberikan saya pemahaman untuk
membiarkan semua berjalan apa adanya, mengamati, tanpa perlu merespon
berlebihan.
Ketika berada di air, saya hanya menyadari bahwa air adalah
bagian dari semesta, sama dengan daratan, yang juga adalah bagian dari diri
saya sendiri. Ketika menyadari bahwa saya terkoneksi dengan air, saya yakin bahwa
air tidak berbahaya, bermain di air menjadi ringan, bernafas di air menjadi
mudah. Saya tidak membiarkan pikiran
saya mengendalikan saya, sebaliknya saya yang mengendalikan pikiran saya.
Ketika saya sudah bisa menjadi diri saya tanpa dipengaruhi
pikiran-pikiran liar, saya menjadi percaya diri. Saya percaya akan kemampuan saya,
saya bisa berkembang. Dengan berlatih rajin saya kemudian akan bisa berenang. Ketakutan
saya selama ini terhadap air perlahan sirna seiring saya tidak mengizinkan
pikiran-pikiran buruk datang.
Saya merasakan meditasi di air. Fokus pada nafas, pada air,
pada gerakan tangan dan kaki. Hanya ada di saat tersebut, tanpa memikirkan hal
lainnya. Ketika mulai menenggelamkan kepala di air, saya merasa rileks, dan
hanya memperhatikan nafas. Belajar berenang merupakan sebuah proses bagi saya
untuk mengenali dan melengkapi pemahaman akan kesadaran yang telah saya latih
setahun ini.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu, cukup percaya bahwa diri ini mampu melakukannya. Hari-hari berikutnya menjadi mudah. Meskipun saya masih harus berusaha keras untuk bisa terampil berenang tetapi langkah saya menuju kolam renang jauh lebih ringan dari sebelumnya. Terlebih saya berenang ditemani matahari pagi yang baru muncul atau di sore hari ketika warna jingga keemasan menimpa permukaan air kolam renang dengan sempurna, membuat saya merasa berkelimpahan.
No comments:
Post a Comment