Friday, September 22, 2023

Menjadi Vegetarian

Sejak memelihara kucing setahun yang lalu, saya jadi punya keinginan sederhana yang sepertinya sulit diwujudkan yaitu berbincang dengan mereka atau sekedar mengerti apa yang mereka katakan meskipun hanya beberapa kalimat. Keinginan itu saya rawat setiap hari hingga mengantarkan saya pada pengetahuan baru tentang animal communicator. Saya pun jadi rajin mengunjungi dan belajar dari beberapa akun animal communicator di Youtube.

Saya paham benar bahwa ini bukan perkara mudah, selain ada beberapa orang yang memang mempunyai ‘bakat’ juga butuh ketelatenan untuk melatihnya karena berkomunikasi dengan kucing artinya saya harus masuk ke frekuensi/gelombang yang sama dengan mereka.

Juli 2023, dalam proses pembelajaran saya pun akhirnya terdampar di kursus online Udemy, “Telephatic Animal Communicator Insights” yang diampu oleh 6 orang animal communicator. Alih-alih menjelaskan secara teknis bagaimana cara menjadi animal communicator, selama 2 jam kursus ini menyampaikan dengan mendalam tentang konsep mendasar bagaimana membuat koneksi dengan hewan. Kesadaran yang tinggi, empati dan simpati adalah syarat mutlak yang harus dimiliki, karena hanya dengan cara inilah manusia bisa terhubung dengan hewan.


Mereka menjelaskan hanya dengan kesadaran yang tinggi, manusia bisa memperlakukan hewan dengan baik. Seringkali manusia merasa istimewa, memposisikan diri menjadi pusat di bumi, padahal manusia hanya satu dari banyaknya varian makhluk hidup yang mendiami bumi. Kepongahan ini sangat membahayakan sehingga manusia merasa berhak memangsa hewan dan menjadikannya sumber kepuasan. Manusia yang memiliki kesadaran tinggi akan sangat hati-hati dalam berprilaku, menyadari bahwa semua adalah bagian dari semesta yang satu sama lain saling terhubung.

Selama karakteristik manusia yang merasa dominan ini masih melekat maka berkomunikasi dengan makhluk lainnya menjadi mustahil. Karena bagaimana mungkin berada di vibrasi yang sama sementara tidak adanya perasaan saling memiliki, saling terkoneksi satu sama lain. Dalam sudut pandang spiritual untuk terkoneksi dengan hewan langkah pertama adalah berhenti memakannya.

Para animal communicator juga menjelaskan keadaan hewan yang berada di peternakan. Seringkali hewan ternak seperti Sapi mengadu kepada para animal communicator tentang penderitaan yang mereka alami. Luka fisik karena seringkali dipukul, dicambuk, ditarik, ditendang dan beragam siksaan lainnya. Juga ketersiksaan ketika induk-induk Sapi ini dipisahkan secara paksa dengan anak-anak mereka. Luka fisik dan batin yang dialami hewan mengakibatkan hewan dalam kondisi stress dan depresi sehingga seluruh badannya pun menjadi sakit. Terkadang atas banyaknya penderitaan itu organ hati, usus, paru-paru, otot, menjadi sangat buruk sehingga dalam sudut pandang medis dagingnya tidak layak untuk dikonsumsi. 

Menyimak kursus singkat 2 jam membuat lidah kelu dan membuat mata saya terbuka. Sepanjang usia, baru pertama kali saya bergidik membayangkan apa yang saya makan selama ini. Saya merasa luar biasa sakit hari membayangkan menjadi mereka. Mendengarkan suara hati burung, kelinci, ayam, kambing, hingga lebah. Entah darimana munculnya sensitifitas yang tiba-tiba ini, karena sebenarnya saya sudah familiar sekali dengan vegan sejak tahun 2017. Saya sering makan di resto vegan, dan bergabung dengan komunitas budhis, tapi saya tidak pernah merasakan seemosional ini.

Ketika videonya tuntas, sejak saat itu pula saya memutuskan untuk belajar tidak memakan hewan. Dorongan itu datang begitu kuat sekali. Saya tidak pernah menduga akan mengambil keputusan hidup yang besar hanya dengan menonton video durasi 2 jam. Motivasi awal saya mengambil kursus ingin menjadi animal communicator seketika itu juga menguap, lenyap. Saya sudah tidak punya keinginan tersebut. Hati saya diliputi kegundahan, saya tak peduli apapun lagi, saya hanya peduli tentang menjadi mereka.

Hari-hari setelahnya, saya jalani dengan spirit baru. Spirit yang sebenarnya mungkin telah saya rajut secara bertahap setiap hari sejak bertahun-tahun lalu.  

No comments:

Post a Comment