Berita ditangkapnya Adnan Oktar
alias Harun Yahya oleh Pemerintah Turki dengan puluhan tuntutan tidak terlalu
mengejutkan bagi saya. Seharusnya pemerintah Turki melakukan itu sedari dulu.
Harun Yahya, pertama kali saya mendengar namanya ketika kuliah tingkat pertama
di Fakultas MIPA di salah satu kampus negeri di Bandung.
Beberapa teman saya getol
sekali mengkampanyekan Harun Yahya. Selebaran foto copy pemikiran Harun Yahya yang
membantah habis-habisan Darwin diberikan gratis. Ebook-ebook Harun Yahya dengan
cepat tersebar dari satu PC ke PC lainnya, dibaca oleh banyak mahasiswa jurusan
Fisika, Matematika, Biologi dan Kimia. Video-video Harun Yahya ditonton
berjamaah di kost-kost mahasiswa.
Dengan mengkombinasikan sains
dan agama, Harun Yahya tampil memikat. Seringkali teman-teman saya berdiskusi
tentang Harun Yahya di musola jurusan, di perpustakaan, mengagung-agungkan
namanya selayak pahlawan muslim yang telah membabat habis pemikiran 'sesat' Darwin. Setelah menghabiskan waktu belajar Fisika Kuantum, Fisika Modern,
Fisika Inti mereka pun tunduk pada pemikiran Harun Yahya.
Einsten dan Stephen Hawking.
Dua pemikir besar Fisika yang kalah pamor dari Harun Yahya. Teori dan
penemuannya yang begitu aplikatif dan berguna untuk kehidupan pun diabaikan
hanya karena mereka Atheis, lain dengan Harun Yahya.
Suatu hari saya pergi ke
perpustakaan Batu Api. Pemustaka Bang Anton menyodorkan buku Stephen Hawking
untuk saya baca. Saya pun mengernyit lantas bertanya tentang buku Harun Yahya. Tak
pelak bang Anton tergelak, ia bilang bahwa Harun Yahya sedang dicari-cari di
negaranya. Ia adalah kriminal, penjara menantinya. Sayang tak semua teman-teman
saya doyan pergi ke perpustakaan umum. Mereka tak mengenal ada perpustakaan
humaniora. Bagi mereka perpustakaan itu ya hanya perpustakaan jurusan, perpustakaan
fakultas dan perpustakaan universitas. Buku yang dicari pun serupa, hanya
buku-buku eksakta sebagai referensi untuk mengerjakan tugas kampus.
Dengan memanfaatkan agama Harun
Yahya sukses melakukan pembodohan dan pembohongan publik yang hebat.
Pemikirannya begitu cepat tersebar. Menggerus akal sehat.
Pada akhirnya, kebenaran akan
menemukan dirinya sendiri. Ditangkapnya Adnan Oktar setidaknya membuat saya
lega.
No comments:
Post a Comment