Friday, August 14, 2015

Merah Marun

Merah corak putih, seperti bendera merah putih yang dijahit lebih rapat namun ini warna benderanya terkena darah sang pahlawan atau mungkin darah pengantin di malam pertama jadi tepatnya merah marun.

Tudung lampu dengan sudut 600 membuat suasana ruangan menjadi temaram. Ruangan ini rupanya mengikuti kampanye mengurangi polusi cahaya. Ruangan ini tak berubah, masih sama persis sejak 3 tahun dulu kutinggalkan, kamar yang  tak berpenghuni, mestinya asisten rumah tangga mengganti sepreinya dengan warna putih saja sekalian. Ditutup. Tamat.

Koper tua dan besar itu masih teronggok di sana, di sudut kamar dekat pintu. Dulu kamu sengaja menyimpannya, katamu agar kita tak usah repot membawa banyak koper ketika bepergian. Kenyataannya kamu lupa membawa pergi kopermu. Kamu pergi terlalu terburu-buru, sehingga banyak barang yang tertinggal. Padahal hal ini sudah sering kuingatkan kepadamu, dulu. “periksa semua barangmu sebelum pergi jangan sampai ada yang ketinggalan, apalagi jika itu barang berharga misalnya hatimu” kataku mengingatkan.


Hujan buatan kali ini cukup merontokkan persendian, dingin menggigil. Tanaman suplir yang dulu kamu berikan padaku sumringah menyambut hujan buatan. Suplir tak bisa membedakan mana yang asli dan palsu asal itu air baginya itu cukup. Padahal tentu saja kandungan isi air berbeda. Kamu masih ingat dengan Suplir itu bukan? Atau jangan-jangan kamu sudah lupa. Ah... jarak membutakan segalanya termasuk ingatan, juga sangat ampuh menghapus kenangan.
Koper tua, Suplir apalagi yang kau sisakan?
Lembaran kertas yang berisi surat-surat persetubuhan antara aku, kamu, koper tua dan suplir.

5 tahun studimu selesai, katamu dengan penuh keyakinan. Sisa dua tahun.
Tapi Suplir yang kamu berikan sepertinya tak akan mampu menunggu hingga dua tahun lagi, terlalu lama, katanya berbisik padaku.

Ruangan ini mungkin akan tetap sama untuk dua atau bahkan puluhan tahun ke depan, tapi suplir dan koper tua ini mungkin akan kubuang setelah sebelumnya kusetubuhi berkali-kali tanpamu.


Dan sepertinya merah marun akan tetap berwarna merah marun. Merah marun hanya untuk seprei di kamar kita, dahulu, dulu sekali. 

No comments:

Post a Comment