Merah corak putih,
seperti bendera merah putih yang dijahit lebih rapat namun ini warna benderanya
terkena darah sang pahlawan atau mungkin darah pengantin di malam pertama jadi
tepatnya merah marun.
Tudung lampu dengan
sudut 600 membuat suasana ruangan menjadi temaram. Ruangan ini rupanya
mengikuti kampanye mengurangi polusi cahaya. Ruangan ini tak berubah, masih
sama persis sejak 3 tahun dulu kutinggalkan, kamar yang tak berpenghuni, mestinya asisten rumah
tangga mengganti sepreinya dengan warna putih saja sekalian. Ditutup. Tamat.
Koper tua dan besar itu
masih teronggok di sana, di sudut kamar dekat pintu. Dulu kamu sengaja
menyimpannya, katamu agar kita tak usah repot membawa banyak koper ketika
bepergian. Kenyataannya kamu lupa membawa pergi kopermu. Kamu pergi terlalu
terburu-buru, sehingga banyak barang yang tertinggal. Padahal hal ini sudah sering
kuingatkan kepadamu, dulu. “periksa semua barangmu sebelum pergi jangan sampai
ada yang ketinggalan, apalagi jika itu barang berharga misalnya hatimu” kataku
mengingatkan.
Hujan buatan kali ini
cukup merontokkan persendian, dingin menggigil. Tanaman suplir yang dulu kamu
berikan padaku sumringah menyambut hujan buatan. Suplir tak bisa membedakan
mana yang asli dan palsu asal itu air baginya itu cukup. Padahal tentu saja
kandungan isi air berbeda. Kamu masih ingat dengan Suplir itu bukan? Atau jangan-jangan
kamu sudah lupa. Ah... jarak membutakan segalanya termasuk ingatan, juga sangat
ampuh menghapus kenangan.
Koper tua, Suplir
apalagi yang kau sisakan?
Lembaran kertas yang
berisi surat-surat persetubuhan antara aku, kamu, koper tua dan suplir.
5 tahun studimu
selesai, katamu dengan penuh keyakinan. Sisa dua tahun.
Tapi Suplir yang kamu
berikan sepertinya tak akan mampu menunggu hingga dua tahun lagi, terlalu lama,
katanya berbisik padaku.
Ruangan ini mungkin
akan tetap sama untuk dua atau bahkan puluhan tahun ke depan, tapi suplir dan
koper tua ini mungkin akan kubuang setelah sebelumnya kusetubuhi berkali-kali
tanpamu.
Dan sepertinya merah
marun akan tetap berwarna merah marun. Merah marun hanya untuk seprei di kamar
kita, dahulu, dulu sekali.
No comments:
Post a Comment