Thursday, May 24, 2012

Cokelat


Aku lumer pada gigitan pertama, bagiku cokelat diperuntukkan untuk dikunyah bukan diemut, konsep mengunyah cokelat ini kudapatkan melalui beberapa percobaan, aku pernah mencoba mengemut cokelat, mengisapnya dan melumatnya, hasilnya adalah sebagian besar menempel pada dinding-dinding dan langit-langit mulutku, kuenyahkan cara itu, lalu aku mencoba menikmati cokelat dengan menggigitnya perlahan lalu kembali mengemutnya, masih saja tak kutemukan kepuasan, maka kali ini kuputuskan untuk mengunyahnya tanpa ampun, memberi mereka waktu 10 hingga 20 detik berada dalam mulutku, untuk selanjutnya mengalir deras melalui tenggorokan dan berhenti pada pencernaan.

Cokelat adalah istimewa, sebagian orang mengistimewakannya terlebih pada hari kasih sayang, cokelat tiba-tiba naik kelas, ketika hari pink itu datang, tapi buatku cokelat bukan hanya sekedar obat anti depresan, bukan pula sebagai alat untuk memperbaiki mood ataupun meningkatkan energi, mengurangi keriput, ataupun sebagai antioksidan penangkal radikal bebas penyebab kanker. 

Wednesday, May 23, 2012

Khayal


Kaki-kaki kita telanjang kala itu, menurutku kita dalam usia ganjil, tapi katamu kita dalam usia genap, debat kusir yang tak kunjung selesai, ganjil dan genap yang tak pernah ada titik temu. 

Tanpa alas kaki, aku mengendap-ngendap dibelakangmu, melewati pematang sawah, gedung bertingkat, suara anak-anak, lapangan bola, dan terakhir kita berhenti pada pohon manga dan suara klakson mobil truk pengangkut pasir.

Tepat jam 2 siang, biasanya aku akan berjingkat ke belakang pintu kamarmu, bercumbu mesra dengan aroma ruangan berukuran 2x3 meter itu, kertas-kertas coretan, jurnal-jurnal ilmiah bahkan majalah playboy. Aku hirup kuat-kuat aromamu yang tertinggal di belakang pintu, aroma yang tak harum, tapi entahlah aku menyukainya, bau keringat yang khas, lalu kamu dengan nakalnya memamerkan deretan gigi yang tak begitu rapi, menebarkan aroma khasmu lebih banyak, sehingga aku terperangkap di dalamnya hingga tak bisa lepas. Dengan satu hentakan saja, aku ada dalam pelukanmu, pelukan yang liar lalu tiba-tiba menghangat, waktu membalikkan semuanya, konsep liar dan lembut berada pada jeda waktu yang tak lama. 

Sunday, May 13, 2012

Jatinangor...kini


Berjalan menyusuri jatinangor kini, aku mendadak kehilangan rasa percaya diri, bangunan-bangunan megah, resto-resto baru, gemerlap lampu, jajanan-jajanan mahal, mobil-mobil keluaran terbaru yang di parkir di halaman kost-kostan, membuat kota kecil ini menjadi glamour.

Dulu ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jatinangor tahun 2005, tempat ini masih sunyi, masih banyak tanah kosong, kost-kostan dengan cat sederhana, pedagang kaki lima yang semarak, warnet-warnet dengan fasilitas seadanya, tanpa mall, tanpa ruas jalan yang searah, wajah-wajah ramah pemilik kost-kostan sepetak, dan jalanan gank-gank yang masih berdebu.