Aku lumer pada gigitan pertama, bagiku cokelat diperuntukkan untuk dikunyah bukan diemut, konsep mengunyah cokelat ini kudapatkan melalui beberapa percobaan, aku pernah mencoba mengemut cokelat, mengisapnya dan melumatnya, hasilnya adalah sebagian besar menempel pada dinding-dinding dan langit-langit mulutku, kuenyahkan cara itu, lalu aku mencoba menikmati cokelat dengan menggigitnya perlahan lalu kembali mengemutnya, masih saja tak kutemukan kepuasan, maka kali ini kuputuskan untuk mengunyahnya tanpa ampun, memberi mereka waktu 10 hingga 20 detik berada dalam mulutku, untuk selanjutnya mengalir deras melalui tenggorokan dan berhenti pada pencernaan.
Cokelat adalah istimewa, sebagian orang mengistimewakannya
terlebih pada hari kasih sayang, cokelat tiba-tiba naik kelas, ketika hari pink
itu datang, tapi buatku cokelat bukan hanya sekedar obat anti depresan, bukan
pula sebagai alat untuk memperbaiki mood ataupun meningkatkan energi,
mengurangi keriput, ataupun sebagai antioksidan penangkal radikal bebas
penyebab kanker.