Thursday, October 20, 2011

romance d’amor


Lagu romance d’amor di mp3ku ini sudah ku putar untuk kesekian kalinya, aku hanyut didalamnya, tenggelam bersama petikan dawai yang memintal nada indah itu.

Entah apa yang kupikirkan, aku hanya membayangkan jika kamu yang memainkannya untukku langsung, tak akan aku berkedip karena aku tak ingin kehilangan moment untuk menonton permainan gitarmu, mungkin aku akan menjadi seperti sosok anak kecil yang hanyut oleh alunan musik. Atau aku akan bertingkah seperti remaja yang memainkan mata berbinar-binar mendengarnya, atau aku akan bertingkah seperti wanita dewasa, yang khusyuk menyimak satu persatu melodi, atau aku akan seperti seorang nenek yang perlahan memejamkan mata dan tertidur diiringi musik syahdu itu, entahlah.. aku tak ingin menjadi salah satu di antara mereka, aku hanya ingin menjadi aku...tak akan aku mengambil jarak darimu, akan kugenggam lututku kuat, sedikit kutundukkan kepalaku, sesekali melirik ke arahmu...tapi lebih banyak aku memilih menunduk, bukan hanya lagu ini yang membuatku hanyut, tapi karena kamu yang memainkannya.

...

Sudah terlalu lama, aku tak menyapamu dalam kata, kaupun begitu mendiamkanku begitu lama, hingga tak lagi mampu kuhitung hari, karena aku tak pernah tertarik dengan susunan terbit dan tenggelamnya matahari yang bagiku itu tak ada beda.

Aku hampir lupa aroma tubuhmu, tahun berlalu menguapkan semuanya, gerak-gerik, kosa-kata, senda gurau semua terlihat samar, terakhir kali bertemu, seperti biasanya kau membuat aku kelu, aku tak berani menatap tatapanmu, tatapan yang masih sama, dari dulu hingga kini.

Tidakkah kau lihat ada yang berubah pada diriku, raut mukaku yang sekarang tegas, wajah yang semakin tirus, kerutan di kelopak mata, dan satu lagi yang terpenting, kau telah benar-benar berhasil mengasah duri-duri di hati ini hingga menjadi taring tajam yang siap mengoyak siapapun yang mendekat.

Dulu, aku tak siap, ketika kau mengisyaratkan pergi dengan tatapanmu. Aku masih terlalu dini untuk kau lukai, dan aku saat itu sedang di mabuk asmara untuk selalu jatuh cinta kepadamu setiap hari.

Ini musim hujan yang kulewati kesekian kalinya tanpamu, tanpa pelukan, tanpa selimut yang selalu kau sampirkan ke tubuhku, tanpa air minum hangat, dan satu lagi, tanpa candamu mencandai hujan di depanku.

Aku tumbuh, aku berjalan, sesekali berlari, tertawa keras, hanya untuk meyakinkanku bahwa luka itu sudah sembuh…

Untuk kesekian kalinya, aku pun malam ini tergugu, menyusuri lorong gelap, menuju rumah entah siapa, tanpamu, tanpanya….

Saturday, October 8, 2011

Festival Braga

Layaknya kota-kota besar lainnya, bandung pun punya agenda tahunan, kali ini tentang festival Braga, festival seni yang di adakan di sepanjang jalan braga, braga panjang, braga pendek, menyita perhatian publik tak terkecuali aku.

Aku yang notabene tukang “ngayap”, gak ketinggalan dengan moment ini, tak ada teman yang bisa ku ajak, akhirnya kuputuskan untuk “ngayap” sendirian, seperti biasanya. Sepanjang mata memandang, banyak banget jajanan bertebaran di kanan kiri, es potong, lumpia basah, kerak telor, gorengan oh nooo… aku bisa-bisa gak pulang kalo gini caranya, aku coba tahan, berjalan sambil menutup mata, gak berhasil, nabrak-nabrak, akh…. Aku coba cara lain, berjalan dengan hanya menatap lurus ke depan, dan cukup berhasil.