Flamboyan menyapa di muka pintu
Hening, sunyi
Nisan-nisan berbicara
Tentang kerinduan dan kehilangan
Kaki renta yang tertatih
Tangan
legam urat menonjol
Gigi
keropos ikut mengeja
Merapal
doa
Habis lelah sedikit harapan
Waduk dan gunung menjadi mata
Bagi tubuh ringkih yang kian bongkok
Mencari nisan berhurup P
Nisan
itu bisu
Tak
ada tempat untuk tubuh ini membujur di sampingnya
P
yang dinanti dan dicari
Sudah
tak lagi sendiri
Meski tanah tak bisa dibohongi
Tentang tubuh mana yang ia ingini
Sambil
menyiapkan bekal untuk pulang
Aku
sibuk mengusap hati yang berduka selamanya
Puisi ini untuk Mbah Sri yang terus mencari
Nisan Pawiro Sahid dalam Film Ziarah
No comments:
Post a Comment