Saturday, April 24, 2010
Petir Tanpa Hujan III
sambil terus menyantap pisang goreng, kamu bertanya?memangnya cinta menurut kamu itu seperti apa sih Na???weits…sabar dear aku bukan pakar cinta, kalo menurutku sih cinta itu seperti pisang goreng yang kumakan ini, manis, legit, tapi kamu perlu air putih untuk menetralisirnya bukan??terlalu legit juga gak enak, berasa nempel terus ditenggorokan, lalu air putihnya itu apa Na??ucapmu, *garuk-garuk kepala*..hmm..air putih nya itu pengendalian emosi, segala sesuatunya itu jangan berlebihan, dan ingat cinta itu tak bisa dipaksa, ketika kamu sudah enek dengan kelegitan pisang goreng itu, jangan dipaksakan masuk mulut, bisa-bisa kamu mengeluarkannya kembali, mending tak usah dimakan. sesimple itu Na cinta menurutmu??katamu, pendeskripsian tadi itu bahkan terlalu sulit kataku.
yuk ah, pisang gorengnya udah abis, mau kemana Na setelah ini??bisakah kita nonton??katamu, no..no..no…gak ada waktu untuk nonton, aku gak bisa, perutku butuh makan, dan aku harus kerja, berapa sih gajimu??aku bayar, asal temani aku nonton, *plok-plok-plok* keren kamu, tapi sayang aku gak tertarik kamu membayarku, bayar saja orang untuk menemanimu nonton. aku mampu membayarmu lebih dari yang kau dapatkan dari kerja itu Na, hanya minta 2 jam waktumu saja, kamu tak mau. bukan waktu yang tepat sekarang, nanti saja kalo aku luang, kapan luangmu Na??kamu bahkan menghabiskan semua waktu untuk aktifitasmu Na, bagianku kapan??ya sudah cari saja orang lain yang bisa memberikan waktunya untukmu??gampang kan, solusinya??kamu mendelik…
Na..na…gimana caranya membalikkan hati dan pikiranmu, justru aku yang mustinya berkata seperti itu, bisakah kamu tak memanjakan perasaanmu, ingat kataku tadi segala sesuatu yang berlebih itu tak baik. kutinggalkan kamu yang terpaku diujung jalan, aku tak peduli kamu mau kemana, kulihat jam…oh…aku sudah telat 30 menit, segera ku dorong pintu didepanku, dan tiba-tiba aku disambut oleh sebuah paket besar teronggok dimeja kerjaku, kulihat alamat pengirimnya, oh…dia ternyata. kubuka paket itu segera kubaca surat didalamnya…deg.
to be continued
Wednesday, April 21, 2010
Me-rindu-nya
Cerita dibalik Beradunya 2 sendok Pada Satu Piring
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-2dwbVUV1HH7J0gzjRBBd9uPuQrNPs8xDiAT0MClV3d1vKG6vPGL6e89TwPziUHmbe1vSnwErHnDXwls1f7nUJMjQAJ8FwOuzcYpq8qBM78E9rYGMJenJKZueptHVgvylaysavQ-bQZA/s320/DSC_0004_sendok.jpg)
cinta datang mengendap-ngendap dibalik lengsernya keangkuhan raja siang yang harus takluk pada dewi malam, ada pada detik kesekian ketika 2 buah sendok saling beradu pada satu piring, ketika suara gelak tawa menggema, ketika botol mineral dingin sudah mulai berembun, ketika banyak orang mulai mengepulkan asap rokok ditempat yang memang tidak ada larangan “no smoking”, ketika pramusaji dengan cepat dan cekatan melayani dan saling melempar senyum, ketika aku merasa jarum jam bergerak sangat lambat. waktu itu langit yang maha luas menjadi atap banyak orang yang tampak sangat bisu, dan tampak bersih dari sapuan bintang, sebenarnya dibalik gelapnya itu, langit meng”klik” tepat waktu ketika cinta itu datang. kalau kau lupa, kau boleh tanya pada langit, dan langit akan memberikan jawaban dalam bentuk audio visual, tak akan ada kebohongan disana.
aku tak pernah terobsesi dengan cinta yang datang terburu-buru, seperti hujan yang langsung turun deras, aku tak pernah menyukai itu, aku lebih menikmati hujan dengan ritme yang naik turun. memukul-mukul jalanan aspal, menghasilkan aroma tanah basah, percayalah hanya hujan yang beritme yang mampu menghasilkan seni alam yang luar biasa, ketika sudah pada waktunya cinta itu datang terlalu cepat, aku akan menahannya, membiarkannya turun perlahan sedikit demi sedikit, bukan membuncah seperti membuang air dari ember.
sama seperti saat itu, aku percaya akan ada tempat dan waktu untuk segalanya, jika bukan hari ini, masi ada esok, dan seterusnya selalu seperti itu, orang bilang itu akan percuma, bagaimana aku bisa bilang itu percuma, kalau aku selalu yakin ada tempat dan waktu untuk segalanya.
ketika selesai beradunya 2 sendok diatas piring, ketika botol minuman tak lagi berembun karena memang tak ada lagi proses penyumbliman disana, saat itu juga aku menatap langit, melihat seraut wajah dengan sebentuk senyuman disana, kubalas senyum itu, sketsa wajah itu lalu mendekat, semakin mendekat, terasa dekat, sangat dekat, hingga aku merasa hanya berada 1 inchi jaraknya dari sketsa wajah itu, kuberikan senyuman terbaikku, aku tiba-tiba mendengar suara denting piano, aku tiba-tiba mendengar suara hentakan drum yang bertalu-talu, dimana orkes dadakan itu, semakin kencang rasanya...sketsa wajah itu menyunggingkan senyum yang makin lebar, lalu ia mengambil tanganku dan menempelkannya didadaku, oh..baru kutau orkes dadakan itu dari mana asalnya, kau tak perlu berkata, kau membisu dan aku pun sama, tak perlu berucap, kita sudah sama-sama tahu, kita sudah saling mengerti, karena kita tau, kata saja tak pernah cukup untuk mewakili segalanya.
"ketika mata ini mulai basah"
Na
Saturday, April 10, 2010
Dunia Imaji
Dunia anak kecil selalu penuh imaji, aku ingat, dulu ketika berumur 5-6 tahun_an aku berpikir tentang rupa Tuhanku, karena waktu itu sedang booming film power ranger, aku berpikir bahwa rupa Tuhan mirip dengan tokoh didalam tabung yang berbentuk gumpalan awan, yang tugasnya memberitahu tentang gerak gerik musuh (aduh aku bener-bener lupa siapa namanya), atau kadang aku berpikir bahwa Tuhan itu sedang mengintip kita diatas awan, dilangit, bersembunyi dibalik-balik awan putih yang juga kadang-kadang mendung, menjelang remaja, aku hampir tak bisa berpikir tentang rupa Tuhan, apalagi sekarang usia dewasa sama sekali tak tergambar sedikitpun bagaimana rupaNYA, yang kutau hanya Tuhan itu dekat, sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadiku sendiri, apakah otakku mengalami kemandegan, tidak berkembang, ataukah memang imajiku kalah oleh logika??rasanya menjadi anak kecil punya seluruh dunia, sedangkan orang dewasa hanya menjadi salah satu titik yang menempati dunia itu.
Tuesday, April 6, 2010
Bandung oh Bandung
aku selalu bermasalah dengan rute angkot di Bandung, uda hampir 5 tahun dikota ini, tapi itu sama sekali tak membuatku pintar dan hapal rutenya, sering banget nyasar di Bandung, entah itu seorang diri ataupun bersama-sama. ngajak nyasar anak orang juga seringggg banget, bener-bener gak hapal daerah-daerah di Bandung, kalo misalkan anda mau ke keliling Indonesia dalam waktu 5-10 menit, cukup naik angkot jurusan DU-Panghegar saja:p, saya jamin anda keliling sunda, jawa, sumba, sumbawa, riau, ambon, dan itu otomatis muter-muter, gila supir2 angkot di sini nampaknya terlatih banget kepalanya untuk gak pusing.
Subscribe to:
Posts (Atom)