Genap setahun saya melakukan rutinitas setiap pagi mendengarkan ceramah dhamma. Rutinitas ini lahir ketika kondisi mental sedang down, saya merasa butuh pertolongan. Entah bagaimana tiba-tiba memilih dhamma, ajaran Budha untuk menemani kepulihan luka batin dan mental down tersebut. Setiap hari jam enam pagi saya menuju channel youtube ceramah, ataupun podcast yang berisi pembacaan buku-buku dhamma. Mendengarkannya selama satu jam menjadi cara saya memulai hari.
Dari hari ke hari saya semakin terkesan dengan dhamma, ajarannya sangat logis. Ajahn, Monk, Bhante fasih berbicara psikologis manusia, mereka menyentuh hingga ke akar permasalahan yang kerap diderita manusia. Saya belajar mengenai akar penderitaan, mengapa sulit bahagia, mengapa memiliki kecemasan dan ketakutan. Bagi saya yang kala itu sedang dirundung luka batin, ajaran mereka begitu menyelamatkan.
Bulan berganti, saya merasakan banyak perubahan yang terjadi. Kesedihan, penyesalan, ketakutan, penderitaan pelan-pelan menghilang berganti rasa lega dan tenang. Saya semakin terampil mencatat semua perasaan yang saya alami. Apakah saya marah?mengapa harus marah? begitu juga dengan rasa sedih, iri, sombong, sakit hati. Saya bisa menyadari adanya perasaan itu dengan mudah. Lantas, saya pun jadi harus mengambil sikap, tidak lagi memuliakan dan melekat pada pikiran dan perasaan negatif tersebut.