Setiap ruh memerlukan jasad untuk melekat. Jasad yang
terdiri dari beberapa organ akan bekerja sama untuk kemudian menggerakkan
pikiran dan hati yang berwujud tindakan.
Kadang kala kita tidak pernah mengerti tentang apa yang kita
miliki, sampai sesuatu itu menghilang dan tak berfungsi. Ungkapan ini benar
adanya. Konsep lahir dan bathin datang satu paket. Banyak dari kita hanya
memperhatikan hal-hal yang bersifat lahiriah saja, seolah bathin menempati
porsi kedua padahal mustinya setara.
Tentang kematian, itu seperti hal yang tabu untuk di bahas.
“Ssshhh, jangan ngomong tentang kematian” banyak diantara kita langsung
berbicara sshhhh lalu di sambut dengan ucapan pamali seraya menempelkan jari di
bibir ataupun kode dengan gelengan kepala.
Kematian seperti benar-benar tak terjangkau, alam kematian
apalagi. Kematian seperti kata-kata yang jika diucapkan maka orang tersebut
akan tersedot dan tak kembali. Jika saja setiap kematian disambut dengan
meriah, dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Mungkin saja para penjual tissu akan
kekurangan omzet penjualan karena para pelayat tak menangis.
Rumah sakit, menjadi salah satu tempat perpisahan.
Seringkali dinding di rumah sakit menyimpan rahasia tentang tangisan akan
berpisahnya jasad dan ruh. Saya menulis ini sembari membayangkan bagaimana jika
saya meninggal kelak? Akankah perpisahan saya di saksikan dinding rumah sakit
atau barangkali tempat lainnya.
Para perawat, semestinya jauh-jauh hari mempersiapkan sanak
saudara tentang kematian si sakit. Atau barangkali dokter sesekali mengingatkan
yang sakit “hei... bu bagaimana persiapan menjelang kematian”. Tapi sekali lagi
itu adalah mustahil di sini, ya di sini.