![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihBPcZjaFK0J3dq4X_3W2KYjkRclIqaNiYwJHfrpR-i-pQXS3XBbKcbzqwie9uburgFeCleb3kP8vZaQE9IMCCq-8iytNF6dnKrHz-jW31ExY703jcX1KGZOrJyDQ3rRAj7jq6SdAp_gU/s320/57122244.jpg)
Jatinangor musim hujan...air tergenang dimana-mana, hampir setiap sore hari, urgh uda deh..pasti itu, hukumnya jadi mutlak, absolut.
Hujan membuat orang jadi mati kreativitas, gak bisa pergi kemanapun, semua urusan bisa tertunda, semua orang ngedumel, berlarian, lagi-lagi semua orang menyalahkan hujan urghh... jatinangor yang padat penduduk pun jadi kacau balau, gila saluran air aka got di jatinangor minim banget, banyak kos-kosan baru yang otomatis jadi..instan bgt, itu bikin jatinangor jadi sumpek, jadi gak hijau lagi, dan jadi banjir
tapi pernahkah kita berpikir, dari hujan kita belajar, datangnya hujan mudah-mudahan jadi bahan renungan buat kita, kala hujan datang, nyanyian alam pun segera dilantunkan, gemericik air (alami bgt), belum lagi sumbangan orkestra dari kodok, kodok'ers melantunkan senandung, membentuk paduan suara beucap syukur untuk Dzat Yang Maha Kuasa...limpahan rahmatNya membuat kodok'ers gak pernah berhenti melantunkan nada, orkestra paling alami, dan paling tulus....buat sang PencipTa.